All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Tuesday, December 9, 2008

Menguak Rahasia Penciptaan (2)

Rancang Bangun Harmonis sang-Pencipta
Disadur ringkas dari buku Shift of the Ages karya David Wilcox
Selengkapnya dapat di download for free di: www.divinecosmos.com



Bagian Kedua

Berbicara mengenai literatur Atlantis ada anggapan umum bahwa naskah rujukan akan keberadaan peradaban Atlantis telah hilang atau sangat langka untuk dapat ditemukan, nyatanya kontras dari anggapan tersebut beberapa sumber literatur tentang Atlantis selamat melewati masa ribuan tahun untuk dapat dipelajari di masa modern ini. Salah satu sumber yang paling informatif dalam menyediakan penjelasan tentang model pesawat terbang yang kita bicarakan di bagian pertama berasal dari naskah kuno Vedic dari India. David Hatcher Childress dalam bukunya “Vimana Aircraft of Ancient India and Atlantis” menulis :


India di masa 15.000 tahun lalu, masa yang dikenal sebagai masa Imperium Rama adalah sebuah peradaban yang sejaman dengan Atlantis. Sejumlah besar naskah kuno ditemukan di India mengabadikan peradaban yang sangat maju sekitar lebih dari 26.000 tahun yang lalu. Perang besar dan perubahan bumi yang terus menerus menghancurkan peradaban ini, meninggalkan hanya beberapa kantung kecil peradaban.


Perang besar (dalam naskah Hindu disebut) Ramayana dan terutama Mahabrata disebut sebagai puncak dari perang-perang mengenaskan dari Kali Yuga ( Siklus Kosmos) terakhir. Proses penentuan waktunya cukup sulit, karena tidak ada tanggal pasti dari yuga, karena ada siklus dalam siklusnya dan yuga dalam yuga. Siklus besar yuga dinyatakan selama 6000 tahun dan yuga yang lebih kecil berperiode hanya 360 tahun dalam teori yg dikemukakan Dr. Kunwarlai Jain Vyas. Thesisnya mengatakan bahwa Imperium Rama hidup pada yuga kecil ke-24 dan karena ada interval 71 siklus antara Manu dan Mahabrata sehingga keluar perkiraan angka 26.000 tahun.


Yang jelas, jika siklus yuga kecil dalam kebudayaan Hindu adalah 360 tahun dan penulis naskah kuno Vedic tersebut secara cermat menghitung bahwa paling tidak ada 71 siklus dari masa itu, maka artinya kita membicarakan sebuah peradaban yang jauh lebih tua dari peradaban yang ingin kita cari. Lebih penting lagi dalam gunungan naskah kuno Vedic tersebut berulang kali disebutkan tentang Vimanas, atau pesawat terbang termasuk juga penggunaan dari apa yang digambarkan seperti senjata pemusnah masal. Dan ternyata deskripsi dalam naskah kuno tentang vimana secara sempurna cocok dengan konsep modern tentang pesawat terbang.


Untuk mengelaborasi sedikit lebih jauh tentang vimana, kita mesti melihat cuplikan dari buku “Alien Identities” karya Dr. Richard L. Thompson, lulusan universitas Cornell dan Profesor di bidang Matematika yang juga punya minat mendalam terhadap studi tentang Vedic dan UFOlogi. Buku ini dikenal luas sebagai salah satu terobosan orisinal dalan UFOlogi dewasa ini, dimana si penulis melakukan penemuan baru yang penting ketimbang sekedar memakai informasi tangan kedua dari kejadian-kejadian yang sering di kaitkan dengan UFOlogi.


Untuk itu dari bab 7 halaman 260-261 dari buku tersebut kita membaca sebagai berikut :


Naskah kuno Bhoja (nama penulis naskah) berjudul Samarangana-sutradhara, menyebutkan bahwa material utama dari mesin terbang atau Vimana adalah kayu ringan atau laghu-daru. Pesawat ini punya bentuk seperti burung besar. Tenaga pendorong berasal dari ruang pembakaran dengan merkuri diletakkan diatas pembakaran. Tenaga dihasilkan oleh merkuri yang dipanaskan dibantu dengan kepakan sayap oleh pengendaranya akan menyebabkan pewawat terbang ke angkasa. Karena pesawat dilengkapi dengan sejenis mesin kita dapat menyatakan bahwa kepakan sayap tersebut dimaksudkan lebih untuk pengendalian atau keperluan kontrol ketimbang menghasilkan tenaga pendorong.


Dapat dikemukakan disini bahwa vimana seperti dalam teks Bhoja lebih mirip pesawat konvensional yang kita kenal ketimbang UFO, itulah kenapa terbuat dari material umum seperti kayu, punya sayap dan terbang seperti burung...


Bagaimanapun vimana ini sebenarnya bermesin, karena nampaknya bergantung pada suatu mekanisme konvensional yang menghasilkan tenaga dari bahan bakar dan menggunakannya untuk menghasikan dorongan udara dibawah sayap, ini tentu saja berlawanan dengan karakteristik UFO yang tidak punya sayap, knalpot atau jet pendorong dan nampaknya mampu terbang dengan cara yang kontradiktif dengan hukum-hukum fisika yang kita kenal.


Deskripsi akan sesuatu yang bisa kita sebut sebagai ledakan nuklir, dari yang ditemukan pada halaman 677 dari naskah kuno Drona Parva saja cukup untuk membuat kita bergidik sekarang ini. Walaupun deskripsi tersebut mengerikan, ada baiknya kita coba simak untuk mengingatkan diri kita kembali akan apa yang pernah kita sebagai species yang disebut manusia lakukan satu sama lainnya dalam sejarah masa lalu kita bersama:


Adwathaman yang gagah berani, dalam keteguhan diatas vimananya, mengeluarkan senjata pamungkas Agneya, yang bahkan dewa sekalipun tidak akan mampu menahannya. Mengarahkannya kepada seluruh lawan yang bisa dilihat maupun tidak, sang pembantai ksatria-ksatria yang memusuhinya itu dengan suara keras merapal mantra Agneya yang mengeluarkan dinding besar menyilaukan dari “api yang tidak berasap” dan melepaskannya ke segala arah penuh dengan kemarahan.


Kilatan jutaan cahaya bak hujan panah api kemudian muncul memenuhi angkasa dari Agneya yang dilepaskan. Terbakar oleh bara api kemarahan panah api tersebut menembus apa saja yang dilewati dalam lintasannya ke segala arah. Meteor menyambar turun dari cakrawala. Kedukaan yang dalam tiba-tiba menyelimuti kemah Pandawa. Seluruh penjuru mata angin juga diselimuti oleh kegelapan itu. Angin dingin yang mebawa kesedihan mulai berhembus.


Matahari sendiri tidak lagi memancarkan kehangatan. Semua elemen alam terganggu...Jagat raya yang terpanggang oleh panas terlihat seperti sedang demam. Ratusan gajah dan binatang lainnya yang terpanggang oleh energi dari senjata tersebut, sekarat dan tersengal-sengal, mencari perlindungan dari teror kekuatan yang mengerikan. Seluruh permukaan air ikut terpanggang, dan makhluk yang hidup di dalam elemen air...O Bharata, ikut terbakar dan menjemput ajal...


Gajah-gajah besar hangus oleh senjata itu, bergelimpangan memenuhi permukaan bumi. Sementara lolongan tangis pilu memecah angkasa. Gajah besar lainnya terpanggang oleh api, lari tunggang langgang, melengking dalam kengerian luar biasa seperti sedang dalam kepungan kebakaran besar. Kuda-kuda tunggangan, O Raja...berikut kereta-kereta mereka juga hangus...O tuan, seperti pucuk pohon terbakar hangus dalam kebakaran hutan.


Sungguh, kalau ini bukan deskripsi mengerikan dari penggunaan senjata pemusnah masal dalam kemurkaan, bagaimana kita lalu bisa menjelaskan semua hubungan yang sangat jelas terlihat ? Apakah ini sebabnya Robert Oppenheimer, salah satu Bapak perintis bom nuklir, berkomentar menjelang testing pertama dari prototipe modern bom nuklir yang bila diterjemahkan bebas berbunyi: “Ini bukan pertama kalinya umat manusia meledakkan senjata pemusnah masal”..


Pendatang dari Langit


Jadi dari upaya mempelajari akan hal ini, kita melihat bahwa bukti yang melimpah termasuk naskah tertulis dan 8 mil persegi kota dibawah dasar laut di barat Kuba memperlihatkan keberadaan kebudayaan canggih yang hilang. Sangat penting bagi kita untuk mengingat bahwa deskripsi dari peradaban ini hanya mirip secara gambaran kualitatif dan hampir semua kemiripannya berkisar pada teknologi.


Menurut banyak sumber berbeda, termasuk naskah kuno Vedic di India, kebudayaan Atlantis jauh lebih “spiritualis-tis” dari yang dapat dicapai oleh kebudayaan modern sekarang ini. Mereka secara umum meyakini suatu perspektif yang sama sekali berbeda tentang realitas, dimana banyak kebenaran fundamental dari mekanisme alam raya ini bekerja dimengerti dan dijelaskan dalam pengertian yang mungkin tidak dikenal oleh kebanyakan dari kita.


Schwaller de Lubicz mendiskusikan dengan sangat detil dalam makalahnya tentang paradigma yang dipengang teguh oleh para manusia kuno, dan sejalan dalam perkembangannya, kita harus mencuplik ilmuwan bernama Manly Palmer Hall yang akan membantu kita untuk mengerti bahwa simbolisme itu mempunya peran sangat penting dalan perspektif dan paradigma spiritual dari kebudayaan Atlantis.


Lebih lanjut, seperti yang telah disebutkan dari banyak naskah kuno dari berbagai belahan dunia, peradaban Atlantis nampaknya menerima kunjungan rutin dan menjalin kerjasama erat dengan Extraterrestrial Intelligence, sebuah peradaban yang jauh lebih maju dari luar bumi. Joseph Campbell yang menggunakan nama pena “Ernest Scott” menyebut peradaban dari luar bumi ini “Sutradara yang tersembunyi” dalam bukunya “The People of the Secret”. Hal ini pun dielaborasi secara mendetil dalam karya ilmiah berjudul “Gods and Spacemen of the Ancient East” oleh W. Raymond Drake yang memberikan perspektif budaya yang mendunia akan adanya kerjasama Manusia bumi – Manusia luar angkasa di masa yang jauh lampau. Peristiwa-perisiwa sejarah yang dikutip dalam buku Drake mencakup berbagai peradaban yang beraneka ragam, mulai dari India, Sumeria, Tibet, Cina, Japan, Mesir, Israel dan Babilonia, dan buku ini berperan penting dalam memperbaiki skandal yang dilakukan beberapa penulis lain seperti Erich Von Daniken, yang nampaknya memanipulasi sejumlah besar data untuk sampai pada kesimpulan yang serupa dalam buku best-seller nya “Chariots of the Gods” di tahun 1970an.


Untuk mendukung argumentasi kita selanjutnya tentang Peradaban maju jaman lampau yang menjalin kerjasama erat dengan makhluk cerdas dari luar bumi atau makhluk berdimensi lebih tinggi, sekali lagi kita mengutip sumber dari buku Dr. Thompson halaman 216-217. Disini ia membahas berbagai “Kemampuan” yang disebut “Siddhi” yang dimiliki oleh para pendatang dari langit dimasa itu, yang dalam naskah kuno Vedas disebut sebagai “Dewa serupa manusia. Kemampuan ini disebutkan pula dapat dikuasai oleh Enlightenment Human Master, sekelompok manusia yang mendedikasikan dirinya dalam disiplin dan latihan jalan pencerahan. Kemampuan ini diantaranya:


  1. Komunikasi mental, semacam telepati dan pembacaan pikiran. Kemampuan ini merupakan kemampuan standar dari “manusia dewa” namun verbal komunikasi dengan berbicara juga tetap dipakai secara umum.
  2. Kemampuan untuk melihat atau mendengar dari jarak yang sangat jauh.
  3. Laghima-siddhi, kemampuan untuk mengendalikan gravitasi, baik untuk membebaskan diri dari gravitasi sehingga dapat melayang dan terbang maupun untuk melipatgandakan gravitasi guna menciptakan bobot yang luar biasa berat.
  4. Anima dan Mahima-Siddhi, kemampuan untuk merubah ukuran suatu benda atau makhluk hidup tanpa merusak strukturnya.
  5. Prapti-siddhi, kemampuan untuk menembus halangan fisikal atau media padat, juga berhubungan dengan kemampuan untuk masuk ke alam atau dunia paralel yang lebih tinggi dimensinya.
  6. Kemampuan untuk memindahkan objek langsung melalui ether, tanpa dibatasi oleh batasan fisikal. Metode perpindahan seperti ini disebut Vihayasa. Ada pula metode pemindahan lain yang disebut Mano-java, dimana objek di pindahkan langsung ke tempat yang jauh dengan menggunakan pikiran.
  7. Vasita-siddhi, kemampuan untuk melakukan hipnotis dari jarak jauh. Naskah kuno tentang Vedic melukiskan bahwa kekuatan ini dapat digunakan untuk mengontrol pikiran orang lain dari jarak jauh.
  8. Antardhana, kemampuan untuk tidak terlihat.
  9. Kemampuan untuk berubah wujud atau menciptakan wujud semu.
  10. Kemampuan untuk merasuki diri orang lain dan kemudian mengendalikannya. Ini dilakukan menggunakan tubuh halus.


[Catatan : Definisi tubuh halus dalam literatur parapsikologi disebut juga Tubuh Astral atau Tubuh Mental, nampaknya peradaban kuno memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang keberadaan dan penggunaan berbagai lapisan tubuh manusia, termasuk untuk memindahkan satu kesadaran manusia ke dalam kesadaran manusia yang lainnya. Dalam literatur fenomena seperti ini disebut OBE (Out of Body Experience), suatu pengalaman kesadaran di luar tubuh fisikal.]


Walaupun banyak akademisi yang secara spontan menyatakan bahwa kemampuan seperti itu terlalu tidak masuk akal untuk dapat dipercayai kebenarannya, ada banyak contoh yang berulang kali muncul dari “siddhi” ini pada orang-orang tertentu di masa modern sekarang ini. Michael Talbot dalam bukunya “The Holographic Universe” membahasa secara detil fenomena semacam ini, sebagaimana kita juga akan membahasnya lebih lanjut nanti. Dalam buku Dr Thompson pun disebutkan banyaknya hubungan antara fenomena yang ditulis dalam naskah kuno Veda dan fenomena dari berbagai laporan kontak dengan UFO. Pendek kata, kita dapat melihat bahwa suatu peradaban yang mampu menguasai berbagai kemampuan seperti yang ada dalam daftar diatas pastilah merupakan kebudayaan luar biasa yang melihat realitas hidup dari perspektif yang sangat jauh berbeda dari yang kita punya sekarang ini.


Kembali kepada pokok bahasan kita tentang pendatang dari luar bumi, dalam bukunya tersebut Dr. Thompson menceritakan perspektif dari peradaban Vedic tentang keaneka ragaman kehidupan luar bumi persis dihalaman sebelum daftar kemampuan atau siddhi mereka dipaparkan :


Para Purana menceritakan tentang 400.000 ras mirip manusia yang hidup di berbagai planet jauh di luar planet bumi, dan sekitar 8.000.000 bentuk kehidupan lain termasuk tumbuhan dan hewan. Dari ratusan ribu ras mirip manusia tersebut, manusia bumi seperti yang kita kenal sekarang ini adalah yang termasuk paling lemah.


Sekarang ini yang jelas kita ketahui adalah bahwa peradaban kita tidak punya kontak terbuka atau kerjasama apapun dengan “pendatang” yang sering diberitakan muncul di berbagai kesempatan. Dalam peradaban yang memang punya hubungan baik dengah “pendatang dari langit” tersebut pandang mereka tentang alam semesta pastilah sangat berbeda dengan kita, terlebih lagi dengan informasi bahwa “ras manusia bumi” merupakan ras yang paling lemah menurut hasil observasi si pendatang tadi. Memang ada saat dimana nampaknya kita memahami tentang keanekaragaman bentuk kehidupan di galaksi kita dan memiliki kontak dengan mereka. Namun saat seperti itu sudah lama hilang. Dan walaupun saat itu peradaban manusia tergolong masih sebagai versi “Taman Kanak-kanak” dari Evolusi Semesta, pada saat itu, imperium Rama dan peradaban Atlantis memiliki kualitas diri dan teknologi maju yang kita sekarang ini baru mulai bisa menuju kesana sekali lagi.


Sangat penting untuk kita catat, walaupun beberapa “vimana” nampaknya serupa dengan pesawat terbang di masa kita, ada desain-desain lain di masa itu yang jauh melampui teknologi manapun yang kita miliki sekarang ini. Salah satu naskah Vedic kuno paling penting adalah Vaimanika Sastra, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1918 di Perpustakaan “Baroda Royal Sanskrit” di India. Seperti yang kita cuplik berikut ini, naskah ini telah diterjemahkan sedemikian rupa untuk memberikan pengertian yang paling dekat dengan maksud naskah tersebut dengan bahasa kita sekarang ini :


Deskripsi dari naskah Vaimanika Sastra tentang isi dari naskah itu sendiri : “Buku ini adalah terdiri dari 8 bagian besar yang memberikan penjelasan tentang cara membuat berbagai macam alat terbang, sebagai cara mudah dan nyaman bepergian melalui udara, kekuatan pemersatu dari Semesta Raya dan berguna bagi kesejahteraan umat manusia.

Dengan alat ini manusia bisa bepergian dengan kemampuannya sendiri, seperti burung, diudara yang disebut Vimana, untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain, dari satu benua ke benua lain dan dari satu bumi ke bumi lainnya. Teknologi lain juga disebutkan dapat di pelajari dari naskah yang sama, yaitu :


  • Rahasia untuk membangun mesin terbang, yang tidak bisa rusak, tidak bisa retak, tidak bisa terbakar dan tidak dapat dihancurkan.
  • Rahasia untuk membuat mesin terbang tidak bisa bergerak.
  • Rahasia untuk membuat mesin terbang tidak terlihat.
  • Rahasia mendengar pembicaraan dan bunyi lain dari tempat musuh yang jauh.
  • Rahasia mendapatkan gambar bagian dalam dari pesawat musuh.
  • Rahasia mengetahu arah tujuan pesawat musuh yang mendekat secara tepat.
  • Rahasia untuk membuat pengendara atau penumpang di pesawat musuh hilang kesadarannya.
  • Rahasia untuk menghancurkan pesawat musuh.

Sayang topik yang sangat luas ini tidak bisa kita bahas di sini karena keterbatasan tempat yang ada, padahal untuk membuktikan apakah teknik yang disebutkan dalam naskah tersebut benar-benar bisa diterapkan diperlukan suatu kajian yang lengkap dan komprehensif, tapi bukti2 nya telah tersedia. Alasan yang membuat buku Dr. Thompson, “Alien Identities” disebutkan sebagai terobosan besar adalah karena buku ini berisi sejumlah besar dokumentasi, yang detil dan mengagetkan baik dari naskah kuno Vedic dan literatur UFO modern, dan dengan jelas menunjukkan kesamaan dengan jumlah yang sangat banyak dari kedua kumpulan data tersebut ditinjau dari perihal yang dibicarakan maupun dari sudut pandang spiritual. Meski Vimana jelas termasuk suatu bentuk pesawat terbang, ada banyak contoh lain yg disebutkan tentang “benda terbang” dan “makhluk serupa manusia” yang jelas jauh, bahkan sangat jauh, lebih maju dari manusia kontemporer di jaman itu.


Peradaban Sumeria – Mata rantai yang hilang..


Karya ensiklopedi dari Zecharia Sitchin, termasuk yang berjudul “Genesis Revisited” dan terutama serial yang diberi judul “Earth Chronicles” juga banyak menceritakan tentang kerjasama dan kontak yang terjadi antara umat manusia dengan “pendatang dari luar bumi” yang di masa lampau pernah terjalin. Dr. Sitchin sendiri merupakan 1 dari 200 orang di dunia yang mampu secara fasih membaca dan menterjemahkan gulungan naskah berbahasa Sumeria kuno. Dengan prinsip untuk mencari fakta dan tidak terburu-buru berpraduga bahwa semua yang dituliskan di gulungan itu adalah hanya mitos, Dr. Sitchin ternyata menemukan suatu dokumentasi yang menakjubkan. Karya ilmiahnya dibangun atas dasar argumentasi yang sangat solid, sehingga tidak ada seorang skeptis pun yang pernah mencoba secara serius untuk mematahkan argumentasinya. Sehingga Sitchin sekedar tidak diacuhkan, karya karya ilmiahnya begitu kompleks, konsisten dan menyangkut banyak hal sensitif sehingga tidak ada seseorang yang mau untuk benar-benar melancarkan serangan atau sanggahan atas karyanya.


Sekali lagi dalam karya-karya Dr. Sitchin kita melihat bukti tertulis dari dokumentasi era Sumeria akan adanya teknologi angkasa super canggih (termasuk versi lebih besar seperti roket), makhluk luar angkasa serupa manusia, laser dan persenjataan canggih, berbagai macam pengetahuan maju termasuk deskripsi detil yang luar biasa akurat dari Tata surya kita. Termasuk di dalam gulungan naskah kuno ini ada diagram dan gambar tentang semua planet yang kita ketahu ada dalam tata surya kita, bahkan termasuk “planet ke-12” bernama Nibiru. Keberadaan akan planet Nibiru secara formal (dan diam-diam) baru mulai diakui oleh komunitas ilmuwan sekitar Oktober 1999.


Berdasarkan deskripsi teknis yang sangat kaya dari gulungan naskah kuno Sumeria, yang beberapa diantaranya akankita eksplorasi secara matematis di bahasan selanjutnya, kita pasti bertanya-tanya apakah paling tidak itu sebagian dari itu diwariskan secara verbal turun temurun oleh keturunan Atlantis yang selamat. Hal ini bisa menjelaskan dasar dari epic “The Saga of Gilgamesh” yang menceritakan tentang petualangan sejumlah kecil ksatria dipimpin oleh seseorang bernama Gilgamesh yang selamat dari air bah besar di masal lalu (contohnya tenggelamnya Atlantis). Dalam karyanya “Earth Chronicles” Dr. Sitchin memberikan argumentasi kuat bahwa cerita tentang Nuh dan Bahteranya adalah versi ringkas dan sederhana dari epic yang sama, dimana karakter Gilgamesh diganti menjadi Nuh dan banyak detil lainnya yang tidak diceritakan.


OANNES: Kontak Pertama


Keberadaan dari “mereka yang selamat” dari tenggelamnya Atlantis seperti Gilgamesh, juga membantu mengidentifikasikan apa yang dikenal sebagai “Manusia dari dasar Laut” seperti Raja lautan Sumeria/Babylonia bernama “Oannes” yang sering diceritakan dalam berbagai naskah kebudayaan kuno muncul secara tiba-tiba dan memberdayakan masyarakat setempat ke lever peradaban tinggi dalam sekejap.


Kemungkinan yang paling mudah difikirkan akan rahasia dibalik cerita ini adalah bahwa “Oannes” merupakan salah satu keturunan dari orang-orang yang selamat dari peradaban Atlantis yang muncul ke hadapan publik dan menyamar menggunakan baju serupa ikan untuk memberikan kesan mistis pada kehadiran mereka di peradaban yang masih percaya takhayul dan terbelakang.


Dengan kemungkinan besar beberapa Vimana (termaasuk yang bisa menyelam ke dalam air) masih terselamatkan, Oannes bisa dengan mudah memarkir kendaraan tersebut jauh di dalam laut, untuk kemudian muncul di keramaian di siang hari dan kembali ke kapal pada malam hari. Coba kita perhatikan cuplikan dari naskah kuno yang ditulis oleh seseorang yang menyebut dirinya “Berossus” sebagaimana yang disebutkan dalam buku Raymond Drake :


Berossus menginformasikan tentang binatang yang mempunyai kepandaian, yang dikenal sebagai Oannes. Seluruh tubuh binatang ini serupa dengan umumnya ikan, dan dibawah “kepala ikan”nya ada kepala lain berupa kepala manusia, dan juga memiliki kaki untuk berdiri selain juga tetap memiliki buntuk ikan. Suara dan bahasa yang digunakannya adalah sebagaimana manusia, setiap kemunculan selalu di waktu siang hari dan ia bercakap-cakap dengan masyarakat namun tidak pernah memakan makanan yang umum dimakan di wilayah itu. Ia juga mengajarkan tentang huruf dan ilmu pengetahuan serta berbagai macam seni atau ketrampilan. Ia mengajarkan masyarakat cara mendirikan rumah, membuat kuil, menyusun peraturan dan menjelaskan prinsip-prinsip ilmu tentang geometri. Selain itu Oannes juga mengajarkan mencari benih dan memetik buah hasil cocok tanam, pendek kata ia menunjukkan segala yang perlu dilakukan masyarakat untuk menuju peradaban yang lebih baik dan berperikemanusiaan. Namun ketika matahari terbenam, makhluk ini akan menghilang kedalam air dan tidak muncul lagi sepanjang malam karena ia adalah makhluk amfibi yang hidup di dua alam.


Seperti yang bisa kita lihat, satu hal yang paling luar biasa dari kebudayaan era Sumeria adalah bagaimana seseorang seperti Oannes bisa memimpin mereka dalam waktu yang luar biasa singkat berubah dari masyarakat nomaden yang hidup dari berburu dan mengumpulkan makanan menjadi masyarakat maju dengan irigasi, sekolah, peraturan yang diundangkan, pemerintahan, berternak, bercocok tanam, mengenal teknik meramu berbagai herbal sebagai obat, termasuk juga matematika dan geometri, medirikan bangunan dan semacamnya. Jelas sekali ada orang-orang dari peradaban yang lebih maju datang ke peradaban primitif dan membuat perbaikan dan perubahan dengan cepat, seperti halnya ketika orang-orang “Barat” mengkolonisasi berbagai belahan dunia di era modern.


Tradisi “MISTERIUS”

Menurut naskah-naskah kuno dari berbagai tempat di dunia, orang-orang yang selamat dari tenggelamnya Atlantis menyimpan kumpulan pengetahuan mereka secara tergesa-gesa mengingat bencana alam yang menenggelamkan daratan mereka berlangsung dengan cepat sekali, kejadian yang mengilhami cerita kuno tentang Nuh dan Bahteranya. Satu-satunya dokumen sejarah akan Atlantis yang pernah dipublikasikan adalah yang berasal dari filosofi Yunani, Plato. Dan sering ditulis di naskah yang ditemukan bahwa tindakan Plato ini membuat para pendeta Mesir naik pitam karena informasi ini dimaksudkan untuk secara ketat disembunyikan dari pengetahuan publik. Menurut dokumentasi Plato, Atlantis hilang tersabu air bah besar yang mengakibatkan benua itu tenggelam ke dasar laut. Ada beberapa pemimpin Atlantis yang “Tahu” akan datangnya bencana itu dan berhasil meninggalkan benua besar itu sebelum bencan itu terjadi. Mereka bermigrasi ke berbagai area yang sekarang ini bernama Eropa, Afrika dan Asia termasuk juga America, terutama di area Mesoamerican di Yucatan.

Menurut Plato lagi, mayoritas penduduk dunia ketika itu belum berbudaya dan hidup secara primitif, sedangkan benua Atlantis yang dikelilingi samudra luas di seluruh tepinya menikmati kemajuan peradaban dan teknologi yang jauh di depan dari berbagai kebudayaan primitif yang telah ada di belahan dunia lainnya. Jadi waktu itu tidak ada keseragaman tingkat peradaban antara satu dengan yang lainnya.


Ketika benua Atlantis total terkubur di dasar laut, minoritas yang selamat menghadapi tantangan besar karena mereka sekarang berada ditengah-tengah peradaban lain yang masih primitif bahkan untuk mulai memahami peradaban dari mana mereka berasal. Dalam beberapa kasus jika pengungsi ini mulai buka mulut soal pengetahuan yang mereka miliki, seringkali berujung kepada maut karena mayoritas masyarakat primitif itu takut kepada mereka yang berbicara tentang sesuatu yang “beda” dengan yang mereka ketahui. Karenanya sebagian besar para pengungsi tersebut harus mewariskan pengetahuan traditional mereka dalan kondisi yang “sangat rahasia” karena kepercayaan dan pengetahuan mereka yang bertubrukan dengan kepercayaan dan pengetahuan kebudayaan yang lebih primitif dapa membawa mereka kepada kematian.


Istilah dari para akademisi barat menyebut tradisi rahasia yang diwariskan turun-temurun ini adalah tradisi “Misterius” yang dalam berbagai kasus proses penyampaiannya dijaga seketat mungkin dan menuntut serangkaian syarat dan inisiasi yang sulit bagi siap saja yang berminat atau diundang masuk ke dalam tradisi.


Lebih jauh lagi, untuk menjamin keselamatan garis keturunan dari pengungsi Atlantis, para anggota tradisi atau kelompok ini diharuskan memberikan janji untuk bersedia “dihukum mati” jika membocorkan pengetahuan yang didapat dari tradisi Misterius ini kepada mereka yang diluar kelompok. Kita tentu segera bisa membayangkan seseorang anggota tradisi yang tidak menjaga rahasia atau tidak sehati-hati dan sedramatis Oannes dari Babylonia atau Viracocha dari kebudayaan Mesoamerican akan segera disingkirkan, dan ini mungkin yang menjaga pengetahuan yang mereka punya bisa bertahan diwariskan turun-temurun selama berabad-abad.

Dalam perjalanannya beberapa kali hampir saja pengetahuan ini secarat total musnah karena kondisi yang sangat represif dari peradaban di masa itu. Namun kekuatan yang bisa di hasilkan dari informasi itu begitu kuat sehingga selalu saja ada orang besar yang datang dan mengumpulkan kembali semua potongan informasi yang ada. Ini terjadi jaman Yunani kuno dimana Thales, Pythagoras dan Plato berkelana di benua Afrika dan Eurasian mengumpulkan ceceran informasi dari berbagai tempat. Aksi serupa hanya dilakukan di masa modern oleh Francis Bacon, seorang bangsawan Ingris berpendidikan tinggi di jaman Elizabeth yang memiliki akses ke berbagai naskah kuno di Vatikan dan tempat lainnya. Upaya Bacon untuk menghidupkan kembali “Tradisi Misterius” secara langsung bertanggung jawab dalam kelahiran organisasi “Order of Mason” di era modern, itulah mengapa Manly Palmer Hall dalam bukunya “Secret Teachings of All Ages” menobatkan Francis Bacon dan Phytagoras sebagai dua figur paling penting bagi organisasi Freemason sekarang ini.


Perkumpulan Freemason, seringkali dianggap sebagai dalang dari semua konspirasi kekuasaan di muka bumi dalam era modern, terutama oleh para penganut “Conspiracy Theory” karena memang sifatnya yang penuh kerahasian dan kekuasaan yang sangat luas dalam mempengaruhi berbagai aktivitas di dunia begitu terlihat. Memang ada bukti “tangan pertama” bahwa ada grup ekstrim yang berorientasi kepentingan sempit kelompoknya sendiri yang disebut “illuminati” di dalam organisasi freemason yang berhasil menguasai puncak pimpinan organisasi. Meski ini tidak berlaku umum untuk seluruh anggota “biasa” dari freemason, namun lebih detil akan kita bahas nanti. Sebagai salah satu contoh dari ratusan contoh yang ada: hampir seluruh penanda tangan proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat adalah anggota Mason, termasuk sebagian besar astronauts, senator, konglomerat dan bahkan president AS. Sejarah Amerika tidak bisa lepas dari organisasi Mason (pernah berfikir kenapa ada gambar Piramida dengan lambang “Mata yang bisa melihat Semua” di uang Dolar Amerika? Atau kenapa Monumen Washington berbentuk persis sama dengan Tugu Obelisk Mesir?) dan dewasa ini banyak penulis yang secara demonstratif dapat membuktikan bahwa mayoritas Eksekutif puncak di perusahaan-perusahaan besar Amerika, Perwira-perwira tinggi militer dan Pejabat pemerintahan juga punya kaitan erat dengan freemason.


Walaupun begitu, hanya beberapa orang pilihan yang bisa menempus level tertinggi dari hirarki organisasi freemason yang mengetahui akan apa sebenarnya misteri yang disimpan erat-erat oleh organisasi ini. Level rendah, terutama 3 level “Biru” pertama sengaja di desain untuk menarik minat dan kesetiaan sebagaian besar anggota sehingga kekuasaan organisasi bisa makin meluas tanpa beresiko membuka rahasia sebenarnya. Mereka-mereka yang akan diberi kepercayaan untuk mewarisi rahasia yang selama ini dilestarikan adalah yang dipilih berdasarkan observasi yang panjang dan sangat hati-hati, sedikit saja ada keraguan dan tanda bahwa integratisnya dipertanyakan, maka karir orang tersebut akan tamat dalam organisasi karena para “tetua” akan memastikan orang tersebut tidak akan bisa naik lagi ke level organisasi yang lebih tinggi.


Jadi, walaupun ada fraksi dari illuminati yang bisa menembus level tertinggi organisasi freemason, lalu menjadi terdis-orientasi dan malah haus kekuasaan, informasi yang asli dari peninggalan Atlantis tetaplah penting bagi kita. Kita tidak menemukan bahwa informasi dari naskah-naskah kuno itu membawa kita ke sisi negatif dari pengetahuan spiritual, walau memang bisa saja terjadi “illuminati” telah memanipulasi informasi tersebut sedemikian rupa bagi kepentingan kelompoknya sendiri. Banyak peneliti kemudian sepakat bahwa buku Manly Hall (yang juga seorang mason level 33, level yg paling tinggi diketahui publik) merupakan sumber terbaik untuk mengumpulkan potongan informasi guna menyusun kembali gambar besar dari misteri Atlantis.


Dalam bukunya Hall mulai dengan diskusi panjang dan melelahkan akan filosofi. Mulai dari jaman Yunani, Romawi sampai era modern ini terutama soal ide mereka yang saling berlawanan. Di akhir bab permulaannya tersebut , ketika pembaca mulai kelelahan dari diskusi panjang dari berbagai informasi filosofis, Hall menawarkan penjelasan yang gamblang sekaligus menunjukkan bahwa dengan pengetahuan rahasianya ia mempunyai kontak langsung dengan sumber asli dan rahasia dari semua pemikiran filosofis. Hall juga mengungkapkan fakta penting akan penggunaan simbolisme dalam mengirimkan informasi dengan menyembunyikan arti sebenarnya dari pihak luar organisasi, termasuk juga beberapa kutipan penting yang menggugah pikiran kita untuk mempertimbangkannya lebih lanjut, seperti:

Pengetahuan transendental yang disebut juga sebagai “Pengetahuan Suci” begitu dalam untuk bisa difahami oleh hampir semua intelektual tanpa mengguncang mentalnya dan begitu ampuhnya sehingga diajarkan secara hati-hati hanya pada mereka yang ambisi pribadinya telah padam dan telah mendedikasikan dirinya pada pengabdian kepada kemanusiaan.

Sejarah Atlantis adalah kunci dari mitologi Yunani. Tidak dipertanyakan lagi bahwa dewa-dewa Yunani sebenarnya adalah manusia dalam arti sebenarnya, kecenderungan untuk melekatkan atribut-atribut ketuhanan kepada Penguasa agung di dunia adalah sesuatu yang merupakan sifat alami manusia.


...”Garden of Eden” istilah terpopuler dari konsep agama-agama ibrahim akan suatu kondisi ideal, kondisi surgawi, tempat dari mana manusia terusir karena “kemarahan” Tuhan mungkin sekali merupakan penggambaran dari kehidupan harmonis yang pernah ada di bumi, di salah satu lokasi di Atlantis dan hancur oleh bencana vulkanis. Legenda Air bah besar juga dapat ditelusuri sampai ke masa tenggelamnya Atlantis, masa dimana “dunia” hancur oleh Air.


Apakah kepercayaan agama, filosofi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para pemuka masyarakat dari jaman purbakala sampai Atlantis benar-benar telah tengelam musnah dan kehilangan seluruh keberadaannya dalam drama besar perubahan dunia? Pemujaan terhadap Dewa Matahari tersirat masih lestari dalam ritual dan upacara dari kebudayaan Nasrani dan penyembah berhala, baik Salib dan ular melingkar keduanya adalah simbol Atlantis dari Kebijaksanaan Ilahiyah.


Namun dunia bukan hanya mewarisi seni dan kebudayaan, filosofi dan iptek, etika dan agama namun juga mewarisi, perselisihan dan keserakahan. Para Atlantis sendiri lah yang saling memulai peperangan satu sama lain, selanjutnya pertikaianti dak terelakkan karena masing-masing melakukannya untuk menjustifikasi aksi sebelumnya atau menuntut balas. Sebelum tenggelamnya Atlantis, orang-orang yang secara spiritual telah matang menyadari bahwa peradaban mereka telah tergelincir dari jalan terang keselamatan dan segera meninggalkan benua yang sedang “sakit” itu. Mereka membawa serta pengetahuan suci Atlantis bersama mereka dan kemudian sampailah mereka di Mesir, dimana akhirnya mereka menjadi Penguasa Agung pertama Mesir. Hampir semua konsep mitologi kuno yang menjadi landasan berbagai “kitab suci” di dunia berasal dari tradisi Misterius Atlantis.


Tanpa perlu memberikan kutipan panjang lebar disini, dibagian akhir dari bukunya, Manly Palmer Hall mengelaborasi satu pesan penting bahwa penggunaan bahasa simbolisme merupakan cara untuk menyebunyikan pengetahuan Atlantis baik yang ilmiah maupun spiriitual.

Maksud dari Hall disini, ada bangunan fisik tertentu seperti piramida atau kuil yang didirikan dan di desain mengikuti prinsip-prinsip tertentu dari “proporsi suci” yang mereka kuasai “ilmu”nya. Begitu seseorang menguasai pemahaman mendasar dari “Ilmu Alam” yang akan kita paparkan nanti dalam rangkaian seri “Memahami Penciptaan” ini, misteri yang tersembunyi akan sekali lagi bisa kita ungkapkan.


Ajaran mitologi setelah diturunkan berulang-ulang generasi ke generasi juga digunakan untuk menyembunyikan informasi yang sangat maju. Banyak gambar dan ilustrsi juga digunakan sementara arti sebenarnya tersembunyi dalam mitologinya itu sendiri.


Gerak Tari dan Mandala dalam ajaran Hindu mengandung “Geometri Rahasia” dalam pola-pola didalamnya. Simbol Yin-Yang dari peradaban Timur kuno juga punya arti sama pentingnya begitu juga tongkat dengan dua ekor ular melingkarinya, yang sekarang ini menjadi simbol dari ilmu kedokteran.


Informasi “RA”


Jadi, dengan segala informasi diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa nampaknya kita membicarakan sebuah peradaban canggih kuno yang menjalin hubungan baik dengan “pendatang dari luar bumi” atau “makhluk dari dunia lain” yang bahkan jauh lebih canggih dan maju dalam evolusinya. “Peradaban canggih kuno” ini seiring dengan kehancurannya kemudian mewariskan pengetahuannya secara rahasia maupun dengan “menyebunyikannya di depan publik” menggunakan simbolisme tertentu guna menutupi makna sebenarnya, seringkali dengan mengukirnya pada bangunan atau kuil suci. Kita harus ingat bahwa saat ini pun tidak ada peradaban modern yang mencapai tingkat kecanggihan peradaban Atlantis, sehingga tidak punya dokumentasi sejarah yang gamblang akan Atlantis, akibatnya informasi tentang Atlantis tetap menjadi mitos sehingga sangat mudah untuk melupakan Atlantis.


Melalui seri tulisan ini, kita akan melihat bukti tidak terbantahkan dari pengetahuan ilmiah kuno yang sangat maju bahwa manusia Atlantis pada masanya memiliki kesadaran dan pemahaman penuh akan sistem kosmologi dan ilmu tentang mekanisme alam semesta bekerja. Lebih menarik lagi, kita punya dalam dokumentasi modern sekarang ini sumber informasi yang sangat lengkap yang dapat memberikan gambaran lebih jelas akan sejarah masa lalu dan peradaban canggihnya tersebut.


Untuk itu kita akan berkenalan dengan sumber informasi yang dikenal sebagai “RA material” yang dipublikasikan sejak 1984 oleh lembaga riset bernama Love/Light Research (lebih lanjut lihat di: www.llresearch.org) dalam serial 5 buah buku berjudul “Law of One Series”, sebuah dokumentasi hasil wawancara yang direkam dalam pita kaset lewat “mediumisasi” (proses dimana tubuh fisikal seseorang secara sengaja diambil alih kesadarannya oleh entitas lain untuk digunakan berkomunikasi, di indonesia jika seseorang mengalami hal ini, biasanya tidak disengaja, disebut “kemasukan”) yang paling tinggi reputasinya yang pernah ada.


Pendiri lembaga riset ini Don Elkins, Phd yang pada tahun 1962 memulai proyek penelitiannya, sebenarnya bertujuan untuk menyelidiki tentang fenomena UFO pada awalnya, namun tanpa diduga justru mendapatkan informasi yang luar biasa kaya dan mendalam menyangkut bukan hanya jati diri UFO namun juga tentang filosofis, agama, spiritual, dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia dan alam semesta.


Setelah belasan tahun mencoba berbagai teknik dan metode penelitian, mulai dari mewawancara saksi mata baik secara sadar atau dibawah hipnotis, membaca laporan kejadian, mengumpulkan data, sampai kepada mengontak secara langsung lewat bantuan orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan khusus seperti telepati atau komunikasi pikiran, akhirnya disimpulkan bahwa cara yang paling efektif menggali informasi tentang UFO adalah teknik yang terakhir, kontak telepati namun untuk memastikan tidak ada “subjektifitas pribadi” dari orang yang melakukan kontak, diputuskan untuk membuat orang tersebut kehilangan kesadaran (kondisi tertidur pulas atau pingsan) dan hanya menggunakan tubuhnya untuk dipakai berkomunikasi dengan entitas yang di kontak.


Baru pada tahun 1981, Don Elkins mulai mendapatkan titik terang ketika dalam salah satu percobaan mereka, entitas yang memperkenalkan dirinya sebagai “RA” melakukan kontak dengan mereka. Dalam sesi tanya jawab yang kemudian terjadi, Ra mengatakan bahwa pernah melakukan kontak dengan peradaban Atlantis kuno dan memang membagi pengetahuannya dengan orang-orang Atlantis dimasa itu, termasuk “bantuan teknis” dalam pembuatan bangunan yang merupakan “keajaiban arsitektur” yaitu Piramida Agung Mesir.


Selama belasan ribu tahun sejak tenggelamnya Atlantis, secara terbuka banyak upaya untuk mengintegrasikan pengetahuan suci yang hilang, namun tampaknya tidak satupun yang diketahui publik berhasil untuk membangun model mekanisme alam semesta yang utuh dan komplit seperti yang digunakan oleh orang-orang peradaban Atlantis...sampai sekarang.

Karena seperti yang dikatakan Manly Palmer Hall, semua pengetahuan warisan Atlantis ini tersembunyi dalam bahasa simbolisme, yang memungkinkan terjadinya banyak interpretasi. Oleh sebab itu kontak dengan “RA” menjadi sangat penting, ketika kita menyadari bahwa “Narasumber dari semua informasi teknis yang dimiliki peradaban Atlantis, sekali lagi membagi pengetahuannya dengan umat manusia tanpa menggunakan simbol-simbol, bahasa kode dan terisolasi jauh dari jangkauan segala macam organisasi rahasia maupun konspirasi pemerintah”.


Sejumlah besar informasi yang diungkap dalam kontak dengan RA ditahun-tahun berikutnya tervalidasi dengan penemuan-penemuan ilmiah yang sebelumnya sama sekali tidak diketahui di masa terjadinya kontak, sehingga permasalahan akan “kurangnya bukti” secara sangat memuaskan terpenuhi. Belum pernah ada sebelumnya sumber informasi yang sedemikian lengkap dengan begitu banyaknya validasi ilmiah seperti halnya “Law of One”, sehingga berbagai kalangan mengkategorikannya dalam kategori “Tidak pernah ada sebelumnya”.


Jadi memang ada dua cara yang bisa kita tempuh dalam merekonstruksi sekali lagi ilmu pengetahuan alam semesta yang pernah menjadikan Atlantis sebagai pusat peradaban tinggi di bumi, terlepas dari fakta bahwa orang-orang Atlantis di kemudian hari menghancurkan peradaban mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri.


Pertama, kita bisa saja bersusah payah mengumpulkan segenap pecahan informasi yang tesebar di berbagai penjuru dunia dalam berbagai bentuknya dan tersembunyi di balik berbagai simbolisme rahasia, seperti halnya yang bisa ditemukan di buku Manly Palmer Hall tadi, yang berasal dari warisan pengetahuan atau tradisi rahasia dari jaman Atlantis hasil kontak mereka dengan “pendatang dari luar bumi” yang menurut Ra, “cepat sekali diselewengkan” oleh para pendeta/pemuka agama di jaman Atlantis.


Cara kedua yang dapat dilakukan adalah dengan langsung memaparkan disini beberapa keterangan penting dan mendasar dari Ra tentang alam semesta, yang telah disederhanakan bahasanya dengan beberapa kesimpulan ilmiah yang kita punya seperrti yang akan kita lakukan dalam rangkaian seri tulisan ini, untuk kemudian diserahkan kepada tiap pribadi yang membacanya apakah akan menerima atau menolak segala sesuatu yang disampaikan dalam material ini.


Dengan berbagai pertimbangan, cara kedua adalah cara yang kami pilih untuk menyajikan serial tulisan ini, sehingga mulai dari titik ini, kita akan mengambil prinsip-prinsip yang diberikan oleh Ra ditambah validasi dari berbagai terobosan ilmiah yang terjadi di era modern ini dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang diperlukan guna merekonstruksi kembali pengetahuan “rahasia” yang hilang bersama tenggelamnya Atlantis.


Dibagian berikutnya kita akan mulai mengunyah “menu utama” dari pengetahuan “suci” yang dimiliki peradaban Atlantis yang sekarang ini mulai sedikit demi sedikit terkuak lewat berbagai terobosan ilmiah, terpecah-pecah dalam berbagai “disiplin ilmu”...seperti apakah itu? Tunggu tulisan berikutnya...


...bersambung ke bagian ketiga

2 comments:

My name is Nuke said...

Dear Yan, tulisan-tulisan yang impresif. Gw berterima kasih sekali atas dedikasi lu untuk melahirkan pikiran dan pengetahuan yang lu miliki dalam tulisan yang komprehensif. Secara esensial, gw memahami dasar pikir lu. Namun dalam perbedaan bingkai gw lagi berusaha membuat gambaran besar untuk bs melahirkan teori kepahaman gw sendiri. So, bantulah gw terus untuk menemukan kesimpulan, meski tentunya kesimpulan tsb tidak harus sepenuhnya digantungkan pada satu hasil olahan pikir, semacam apa yang sudah kau miliki. Harapan gw cuma satu, lu tidak berhenti menuangkan ide,gagasan,pengetahuan, kepahaman lu dalam bentuk tulisan yang mudah untuk diakses, khususnya oleh gw.

Peace bro!

Yan Rezky said...

Wah terima kasih banyak atas apresiasinya nuke... :)

Senang sekali bisa berbagi ide dan pikiran gue dengan teman sejalan... :)

Insya Allah..gue akan terus menulis dan gue harap jangan berhenti memberi komentar, ide dan saran elo ya....

Salam
Yan

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra