All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Monday, December 22, 2008

Manusia dan makanannya

Sejak dahulu kala manusia selalu mengolah makanannya, karena mengolah makanan adalah keunikan manusia dibandingkan makhluk hidup lainnya. Proses mengolah makanan tradisional punya dua fungsi utama, yaitu membuat makanan lebih mudah dicerna/diserap dan untuk membuat makanan tahan lebih lama menghadapi waktu-waktu dimana makanan sulit diperoleh atau di hasilkan semisal jika sedang musim kemarau atau musim dingin.

Model pengolahan makanan seperti ini menghasilkan berbagai makanan tradisional seperti sosis, daging cincang tradisional dan kaldu daging. Begitu juga dengan roti tawar, ketan, tape, keju, butter, acar dan berbagai minuman yang dihasilkan dengan proses peragian alami seperti anggur atau yoghurt. Semua makanan yang dihasilkan merupakan makanan yang sangat lezat, cukup tahan lama dan memberikan laba bagi para petani, peternak dan pembuat roti atau industri makanan tradisional setempat, yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan dimasing-masing daerah sesuatu yang sudah seharusnya demikian.

Lebih penting lagi, pengolahan tradisional menambah atau meningkatkan nilai nutrisi dari makanan kita. Pembuatan roti tradisional menetralisir zat-zat perusak gizi dalam padi dalam gandum dan membuat mineral yang terkandung didalamnya tersedia lebih banyak, fermentasi dalam pembuatan acar meningkatkan kadar vitamin C dan B berlipat ganda, dan pembuatan yoghurt secara alami dan produk dari susu segar (dairy food) membuat nutrisi dalam susu tersebut lebih mudah di cerna dan diserap oleh tubuh.

Namun sayangnya, di jaman modern ini manusia makin mengabaikan para pekerja tangan ahli tradisional dalam pengolahan makanan, dan beralih ke proses pengolahan pabrikan yang justru menghancurkan nutrisi dalam makanan ketimbang meningkatkannya, serta membuat makanan yg kita makan sulit dicerna ketimbang menjadikannya mudah diserap sebagaimana pengolahan makanan tradisional.

Terlebih lagi proses pengolahan pabrikan selalu menggunakan produk yang punya dampak buruk untuk kesehatan, seperti gula, tepung terigu, minyak olahan, minyak hidrogenisasi, vitamin sintetis (buatan) dan perasa buatan, kesemua itu adalah alat-alat utama yang digunakan oleh industri pengolahan makanan.

Packaged Cereals - (sereal dalam kemasan)

Sereal kering untuk sarapan yg sangat populer dikalangan anak-anak, diproduksi melalu proses yang disebut extrusion, dimana gandum atau padi-padian jenis lain dibuat menjadi bubur dengan campuran sedikit air dan susu kemudian dimasukkan kedalam mesin extruder. Bulir gandum kemudian dipaksa untuk keluar dari lubang kecil dengan menggunakan tekanan dan suhu yang tinggi, tergantung dari bentuk lubang keluarannya, maka produk yang dihasilkan bisa berbentuk bulat, flek, binatang atau gumpalan untuk kemudian dibawa melalui sebuah pipa penyemprot minyak dan gula untuk menjadikan sereal tersebut mengeras dan renyah serta crunchy kalau di gigit.

Dalam buku “Fighting the Food Giants”, Paul Stitt menemukan bahwa proses extrusion dalam pembuatan sereal, menghancurkan hamper seluruh nutrisi dalam bulir gandum, menghancurkan asam lemak dan bahkan menghancurkan vitamin kimiawi yang sebenarnya ditambahkan kemudian. Sedangkan asam amino yang tersisa dari proses ini menjadi sangat beracun bagi tubuh. Asam amino lysine, nutrisi penting utama dari gandum menjadi terkontaminasi dan hilang keasliaannya oleh proses ini, dan semua sereal dalam kemasan dibuat dengan proses extrusion seperti ini.

Satu-satunya pengembangan yang dilakukan dalam industri ini adalah menemukan teknik-teknik baru yang bisa memotong biaya produksi lebih dan lebih rendah lagi walaupun hal itu berarti merusak kandungan nutrisi dari bahan alami yang digunakan. Sereal adalah bisnis milyaran dolar, salah satu yang membuat seseorang menjadi super kaya.

Dengan begitu banyaknya orang yang mengkonsumsi sereal baik sebagai sarapan atau penganan kecil, mungkin kita menyangka seharusnya ada penelitian dan riset mengenai dampak ekstrusi sereal pada binatang atau manusia, namun ternyata tidak pernah ada penelitian ilmiah yang dipublikasikan mengenai hal ini.

The Rat Experiments – (Percobaan pada tikus)

Mari kita lihat dua percobaan yang tidak pernah di publikasikan, yaitu yang diceritakan oleh Paul Stitt tentang percobaan yang dilakukan oleh perusahaan sereal pada empat buah kelompok tikus yang diberi makanan tertentu. Satu kelompok diberi bulir gandum, air dan vitamin serta mineral kimiawi. Kelompok kedua diberi sereal hasil extrusion, air dan nutrisi yg sama. Kelompok ketiga hanya diberi air tanpa makanan sama sekali, dan kelompok keempat diberikan air plus nutrisi kimiawi.

Kelompok tikus yang diberi bulir gandum hidup lebih dari satu tahun. Kelompok tikus yang hanya diberi air dan nutrisi kimiawi mampu bertahan hidup sekitar dua bulan. Tikus yang hanya hidup dari air hidup sekitar satu bulan. Namun percobaan internal yang dilakukan oleh laboratorium milik perusahaan sereal itu sendiri menunjukkan bahwa tikus-tikus yang diberikan sereal produksi mereka, air dan nutrisi kimiawi mati hanya dalam waktu 2 minggu !! – tikus-tikus tersebut bahkan mati lebih cepat dari kelompok tikus yang hanya minum air saja tanpa makanan sedikitpun. Itu karena tikus –tikus tersebut bukan mati karena kekurangan nutrisi, karena autopsy yang dilakukan kemudian menunjukkan bahwa terjadi kegagalan fungsi pankreas, hati dan ginjal serta penurunan fungsi syaraf tulang belakang, semua itu merupakan tanda-tanda insulin-shock atau hantaman insulin.

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang sangat beracun dalam sereal yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, karena protein secara struktur molekul mirip dengan beberapa racun kimia tertentu dan proses pembuatan sereal renyah cepat saja beraneka rasa tersebut punya efek samping yang merubah gandum penuh nutrisi menjadi makanan dengan substansi yang berubah menjadi bersifat beracun.

Percobaan lain yang tidak dipublikasikan dilakukan pada tahun 60an, oleh para peneliti di Ann Arbor University pada 18 ekor tikus yang dibagi menjadi 3 grup: yang pertama mendapat corn flake dan air, grup kedua diberikan kotak kardus tempat sereal tersebut dikemas sebagi makanan dan air, dan grup ketiga sebagai pembanding diberikan makanan tikus dan air. Tikus-tikus dalam grup pembanding tetap dalam keadaan sehat sampai percobaan selesai, sedang tikus-tikus yang memakan kotak kardus menjadi lesu, lemah dan pada akhirnya mati karena kekurangan gizi. Namun tikus yang memakan corn flake dan air mati sebelum tikus yang memakan kardus mati mulai ada yang mati (tikus pemakan sereal terakhir mati pada hari yang sama dengan tikus pemakan kardus pertama mati).

Namun sebelum mati, tikus yg diberi sereal menunjukkan perilaku yang tidak normal, mencakar dengan tiba-tiba tikus lain, saling gigit denga tikus lain dan akhirnya mengalami kejang-kejang. Kesimpulan yang mengejutkan dari percobaan ini adalah bahwa lebih banyak nutrisi yang terkandung dalam kotak kardus kemasan sereal dari pada sereal yg ada didalam kemasan itu sendiri. Awalnya percobaan ini dimaksudkan sebagai bahan lelucon (dengan memberikan tikus tersebut kotak kardus sbg makanan) namun hasilnya sangat jauh dari lucu, sehingga hasil percobaan ini tidak pernah dipublikasikan dan percobaan yang serupa tidak pernah dilakukan lagi.

Tidak ada publikasi penelitian akan dampat extrusion sereal pada binatang atau hewan, namun dalam salah satu literatur ada disebutkan tentang efek mikroskopik dari proses extrusion pada protein. Pada banyak jenis padi-padian seperti beras, gandum dan terutama jagung terdapat semacam kumpulan protein yang disebut “Zeins” pada sebuah lokasi berbentuk bulat yang merupakan “tubuh” dari molekul protein yang terkandung dalamnya. Selama proses extrusion, zeins ini pecah, rantai molekulnya hancur dan protein berubah menjadi racun, karena proses seperti ini merusak susunan alami dari molekul makanan dan mengubahnya menjadi bahan berbahaya yang akibatnya dapat mengganggu system syaraf pada manusia.

Milk – (Susu)

Pada saat kita memproses susu, pada saat itu juga kita merusak makanan paling sempurna yang disediakan oleh alam. Kita bahkan dapat terus hidup dengan hanya mengkonsumsi susu segar dari kambing atau domba dan terutama susu dari binatang paling suci di alam yaitu sapi. Lemat hewani sangat diperlukan untuk proses penyerapan mineral, vitamin A dan D yang ada pada sayur-sayuran dan padi-padian yang kita makan. Kita bisa saja memakan banyak sayur dan padi-padian tapi tanpa lemak hewani itu semua tidak dapat diserap oleh tubuh, dan asam lemak ini hanya dapat diperoleh dari hewan.

Namun sayangnya lagi kita sekarang sudah tidak punya rasa hormat akan kesucian hewan yang diciptakan untuk kehidupan kita, sekarang system industri kita menempatkan sapi dalam bangunan beton ketimbang kandang di luar, dan memberikan mereka makanan yang bukan dirancang untuk sapi, sehingga sapi-sapi “modern” ini menghasilkan banyak susu namun encer dan sangat rendah lemak.

Susu dari sapi industrial ini kemudian dikirim ke pabrik, yang merupakan bangunan besar, tertutup dan tidak pernah mengijinkan pengunjung untuk datang melihat-lihat, sehingga banyak kemungkinan kesalahan bisa terjadi di pabrik ini. Seorang jurnalis, Emily Green menulis di LA Times pada thn 2000 tentang kasus terbesar keracunan susu dalam sejarah Amerika yg terjadi th 1985 dikarenakan oleh “kegagalan pasteurisasi” pada salah satu pabrik susu kaleng di Illinois yg meracuni hamper 5000 orang.

Di dalam pabrik yg bisa dilihat hanyalah stainless steel. Didalam mesin tersebut susu yang dikirim dari peternakan akan secara utuh di bentuk-ulang. Pertama-tama melalu proses sentrifugasi (pemutar) akan dipisahkan menjadi lemak, protein dan berbagai cairan lain. Ketika sudah terpisah, bahan-bahan ini akan dikonstruksi kembali untuk membuat berbagai tipe susu, seperti susu full cream, rendah lemak atau bebas lemak, dengan kata lain susu tersebut akan di bentuk ulang menjadi satu jenis susu yang benar-benar sama atau homogen kandungannya.

Dari berbagai susu hasil bentukan ulang di pabarik, susu segar merupakan yang paling mendekati kondisi susu sapi, sisa hasil olahan berupa lemak butter akan diolah menjadi butter, krim, keju dan es krim. Pabrikan produk susu sangat suka menjual susu rendah lemak dan susu skim karena akan banyak sisa butterfat yg akan menghasilkan uang besar jika diolah menjadi es krim.

Ketika proses penghilangan lemak susu tersebut, mereka mengganti lemak yg hilang dnegan konsentrat susu bubuk yang dibuat dari penyemprotan pada suhu tinggi. Semua susu rendah lemak ditambahkan susu bubuk kering untuk memberikan tekstur walalupun bahan tambahan ini kadang tidak disebutkan pada label produk.. Hasilnya adalah produk berprotein sangat-tinggi dan rendah lemak, dan karena tubuh menghabiskan banyak nutrisi untuk mengassimilasi protein, terutama protein yang ada dalam produk hewani, susu hasil rekayasa pabrikan seperti itu akan dengan cepat mengakibatkan kekurangan nutrisi.

Susu olahan tersebut kemudian di pasteurisasi pada suhu 161 derajat F dengan melewati sebuah plat baja super panas, jika suhunya sampai 200 F maka disebut ultra-pasteurisasi, dimana akan membuatnya berasa seperti susu yg dimasak, dan sangat steril dan dapat di jual di rak-rak toko, dgn kata lain toko bahkan tidak perlu menjaganya tetap dingin. Serangga tidak akan mendekati produk ini, begitupun lemari es tidak diperlukan utk meyimpannya. Karena susu ini sama dengan sudah dimasak, maka akan homogen dan tidak akan terpecah susunan lemaknya, akibatnya susu akan bertahan berminggu-minggu bukan hanya beberapa hari.

Milk Allergies – (Alergi susu)

Banyak individu, terutama anak-anak kita tidak dapat mentoleransi produk yang kita sebut susu dan dijual di rak-rak toko, dan kita bisa meilihat kenapa sebabnya jika kita tau proses pembuatannya. Ini dimulai dari cara berternak sapi, dimana sapi di kurung dalam pabrik, dan diberik pakan ternak yang bukan makanan alaminya, dan kemudian susu yg dihasilkan dikirim ke pabrik untuk dipecah belah susunan strukturnya baru kemudian dibentuk kembali sesuai keperluan pemasaran.

Senyawa protein dalam susu sapi segar punya banyak fungsi, termasuk didalamnya proteksi terhadap bakteri pathogen, meningkatkan system imunitas pada tubuh kita dan membawa banyak nutrisi bagi manusia. Bagaimapun, seperti halnya protein pada padi-padian, protein dalam susu merupakan protein kompleks dengan molekul 3-Dimensi yang sangat rapuh. Proses pasteurisasi merusak bentuk molekul protein susu dan mengkontaminasi protein ini. Ketika kita meminum susu pasteurisasi, tubuh kita langsung terkejut dan mengeluarkan reaksi imunitas yang kita sebut sebagai gejala alergi ketimbang menerima nutrisi langsung dari yang kita minum.

Percobaan pada 1930-1940an menunjukkan superioritas dari manfaat susu segar dibandingkan susu hasil olahan yg di pasteurisasi dalam menciptakan tulang yang kuat, organ tubuh yang sehat dan system saraf yang prima. Untungnya sekarang ini susu yang sebenarnya, yaitu susu yang berasal dari sapi yang makan rumput segar, tidak di pasteurisasi, tidak diolah atau dihomogenisasi sudah mulai tersedia di pasaran.

Powdered Milk – (Susu bubuk)

Satu catatan penting pada produksi susu bubuk, susu cair dipompakan kedalam lubang sangat kecil dengan tekanan super tinggi, untuk kemudian di tiupkan ke udara, proses ini mengakibatkan terbentuknya banyak senyawa nitrat dan seluruh kolesterol dalam susu teroksidasi dan berubah struktur molekulnya.

Kolesterol sendiri sebenarnya merupakan teman baik kita, dan kita tidak perlu kuatir akan kolesterol alami yang terkandung dalam makanan alami kita, karena mereka adalah kolesterol yang baik. Namun kita pasti tidak mau mengkonsumsi kolesterol yang teroksidasi, karena akan membuat timbulnya plak dan timbunan lemak pada pembuluh darah, menyebabkan gangguan jantung koroner, atherosclerosis dan banyak gangguan lain pada jantung. Jadi ketika kita meminum susu rendah lemak dan berpikir itu akan membantu menghindari penyakit jantung, sebenarnya kita meminum kolesterol yang teroksidasi yang justru memicu penyakit jantung.

Process Juice – (Jus Olahan)

Pada industri jus olahan, bahan yang dipakai biasanya buah-buahan yang penuh dengan pestisida, yang merupakan cholinesterase inhibitor dan merupakan racun syaraf. Ketika buah tersebut misal jeruk, dimasukkan kedalam mesin pemeras, maka seluruh pestisida tersebut tercampur kedalam jus yang di hasilkan.

Sisa kulit dari buah tersebut masih juga mengandung racun berbahaya, dan kemudian diproses untuk menjadi kue dan dikonsumsi oleh manusian. Mark Purdey dari Inggris menunjukkan bahwa hal ini memicu wabah sapi gila “mad cow” di eropa ketika kulit jeruk tersebut diberikan sebagai pakan sapi karena ternyata menyebabkan penurunan fungsi otak dan system syaraf pada sapi.

Penelitian di hawai menunjukkan bahwa konsumsi jus jeruk olahan berhubungan dengan peningkatan kasus Alzhemeir yang dipicu oleh senyawa beracun pada pestisida yg digunakan pada jeruk yang diolah oleh proses modern. Jus jeruk yang diberikan suhu tinggi dan dihidrolisa dengan asam menunjukkan tingkat mutagenasi yang tinggi, dengan kata lain kita mendapatkan kandungan penyebab kanker dari jus olahan yang kita minum

Artificial Flavors vs. Nutritious Homemade Broths and Sauces Based on
Natural Nourishing Broths – (Perasa buatan vs Kaldu penuh nutrisi buatan rumahan dari kaldu alami)

Dimasa lalu banyak budaya tradisional memakai tulang untuk membuat kaldu, mereka menyadari bahwa kaldo sangat tinggi kandungan nutrisinya, diantarnya tinggi gelatin, sejenis senyawa yang membantu pencernaan, dan jangan lupa kaldu juga memberikan rasa yang enak dan lezat pada makanan.

Sebelum jamannya makanan olahan kita membuat kaldu dari tulang sapi, ayam atau ikan, untuk kemudian menggunakan kaldu itu dalam pembuatan berbagasi sup, saus dan panganan lezat. Namun industri makanan olahan tidak memakai kaldu alami dalam membuat berbagai produk masakan instant mereka, karena sangat mahal biayanya.

Ketika produk pengganti yang sangat murah mengalahkan produk tradisional, maka kita kehilangan sumber nutrisi penting bagi kesehatan. Efek kental dari gelatin, dapat ditiru dengan emulsi buatan tapi tentu saja manfaat kesehatannya hilang, padahal gelatin sangat baik bagi pencernaan dan merupakan penyembuh berbagai gangguan pencernaan, menurut kepercayaan orang Amerika Latin, Kaldu yang baik dapat membangkitkan orang mati.

Artificial Flavorings, Hydrolyzed Protein, and MSG

Penggunaan kaldu dan gelatin alami berhenti pada tahun 1950 ketika perusahan makanan olahan menemukan perasa buatan untuk daging pada tahun 1947 yang merupakan hasil sintesa kimiawi hasil pengolahan dari monosodium glutamate (MSG) yg ditemukan pada tahun 1908. Manusia memiliki reseptor untuk glutamate pada lidahnya yg merupakan senyawa protein yang dikenal oleh tubuh kita sebagai rasa “daging”, namun sayangnya glutamate pada MSG punya efek sangat berbeda dari glutamate alami yaitu sangat berbahaya terutama pada system syaraf.

Berbagai protein bisa di hidrolisasi untuk bahan baku MSG, tapi yg sering dipakai adalah kedelai, dan ketika industri belajar untuk menciptakan rasa daging di laboratorium menggunakan bahan baku yg murah, maka membanjirlah produk cepat saji, dengan rasa yang bisa diatur sesuai keperluan, dan fast food industri tidak bisa lepas dari MSG, termasuk saus yg digunakan juga merupakan MSG ditambah air, zat emulsi dan pewarna caramel.

Lidah kita ditipu untuk mempercayai bahwa yang dimakan merupakan sari pati daging dan bergizi, padahal hanya merupakan zat berbahaya hasil sintesa kimia di laboratorium. Semua dressing untuk salad dan steak, yang mempunyai rasa daging merupakan pengaruh MSG, dan semua yang disebut dengan “hydrolyzed protein” karena tidak ingin mencantumkan MSG dalam labelnya merupakan bahan dasar dari MSG, bahkan industri sangat pelit untuk menggunakan sedikit bawang dan garlic untuk penyedap, mereka memilih untuk mengunakan perasa buatan yang lebih murah.

MSG Labelling – (Pelabelan MSG)

Untuk kita ketahui ada 3 bahan paling beracun yg digunakan di industri makanan, yaitu MSG, protein terhidrolisasi, dan pemanis buatan aspartame. Dua bahan yg disebut duluan merupakan bahan yg sering disembunyikan dibalik nama “natural flavors” atau perasa alami, jadi apapun yg kita beli dengan label menggunakan bahan “spices” (bumbu) atau “natural flavors” (perasa alami) adalah MSG.

Industri makanan tidak mau mencantumkan label MSG dlm bahannya sehingga mereka mencampurkannya kedalam campuran bumbu atau perasa, dan jika MSG dalam bumbu itu kurang dari 50% dari keseluruhan bumbu mereka secara hokum tidak harus mencantumkannya dalam label produk..

Health Problems with MSG – (Masalah kesehatan dari MSG)

Industri mengetahui adanya masalah kesehatan karena MSG dari tahun 1957, antara lain menyebabkan kebutaan, obesitas dan gangguan syaraf, juga mengakibatkan gangguan pada hypothalamus di otak, memicu kanker otak, seizures, alzhemeir, sclerosis dan juga mempengaruhi rangsangan terhadap perilaku kekerasan, namun sampai saat ini praktik penggunaan berbagai bahan sintetis dan kiami untuk makanan yang berbiaya murah itu masih terus dilakukan.

MSG diserap langsung dari mulut ke otak, dan mengakibatkan sel syaraf menjadi rusak atau terpilin karena factor asam glutamate pada MSG, karena terbawa oleh pembuluh darah ke otak.

Fats and Oils

Apa yg disebut sebagai vegetable oil sebenarnya bersifat karsinogen dan beracun karena diproleh dengan ekstrak proses yang menhancurkan struktur alaminya.

Margarine

Mentega dibuat dari minyak sayur yang dihidrogenasi, dalam suhu dan tekanan tinggi yang hasilnya berupa pasta yang berbau sangat busuk, kemudian di uapkan utk menghilangkan bau, dicuci dan kemudian ditambahkan pewarna dan vitamin sintetis utk kemudian di kemas, iklan mempromosikan sampah ini sebagai makanan sehat.

Factory Food Preparation--Is Your Food Made by Caring Hands? – Apakah makanan kita disiapkan oleh tangan yg penuh kasih?

Semua makanan olahan diolah dengan pengawet, perasa dan tambahan zat kimiawi, semua itu dibuat untuk memberikan uang yang terus bertambah bagi sebagian orang dan membuat mereka kaya dan tambah kaya terus tanpa peduli masyarakat banyak makin menjadi sakit. Orang yg membuat makanan itu tidak pernah memikirkan orang lain, apa kita pernah membayangkan perasaan seperti apa, energi spt apa yg di radiasikan kedalam makanan yg dibuat di pabrik tersebut?

Spiritual Food Preparation--Made with Love – Makanan spiritual, dibuat dengan cinta

Jika seseorang ibu dapat melihat energi nya berupa seberkas cahaya keluar dari tangannya ketika ia memasak, dan cahaya itu masuk kedalam makanan yg dibuat, ia pasti terkejut betapa berharganya makanan yg ia siapkan untuk keluarganya itu, karenan makanan itu meradiasikan energi positif, energi cinta kasih, kebahagiaan dan akan diserap oleh siapapun yg memakannya.

Dan ketika makanan tersebut dikonsumsi, maka energi kasih itu akan memberikan efek yg positif bagi tubuh, meningkatkan metabolisme, memberikan nutrisi bagi pengembangan mental dan meradiasikan kasih kepada spiritual si penikmat makanan tersebut, yang pada akhirnya akan memaksimalkan perkembangan tubuh, mental dan ruhani kita. Sungguh sangat bernilai apa yang diberikan Tuhan kepada kita semua, mari kita pikirkan apa yg kita makan, dan bagaimana kita menyiapkannya.

No comments:

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra