All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Wednesday, April 22, 2009

Hidup mungkin bukanlah seperti apa yang kita kira selama ini...


Tiap kita pastilah berpikir hidup ini begini, atau begitu. Well, think again!. Hidup mungkin bukanlah seperti yang kita pikir selama ini. Konsepsi kita akan akan yang namanya hidup mungkin hanya mencakup makhluk hidup terkecil seperti amuba yang bersel satu, tumbuhan dan binatang.

Namun, menurut bidang ilmu pengetahuan termutakhir sekarang ini dimana sains dan spiritualisme seringkali saling bersinggungan, jiwa atau esensi hidup itu sendiri adalah sebuah bentuk energi yang tidak dapat dimusnahkan, eksis di lebih dari satu dimensi keberadaan, bahkan dapat terbaharukan yang terentang mengisi seluruh ruang semesta.

Seperti halnya pada “dark matter” atau materi gelap yang diprediksi pertama kali keberadaanya pada era 1930an oleh oleh Jan Oort (Astronom Belanda) dan Fritz Zwicky (Astronom Swiss) yang melakukan pengamatan terpisah, lalu Proyek COBE (COsmic Background Explorer) oleh NASA, pada durasi 1989 - 1990-an awal kemudian melakukan verifikasi eksistensi dari dark matter ini. Mereka menemukan adanya perbedaan perhitungan kecepatan gerak putar (angular) benda-benda di tepi galaksi dengan hasil pengamatan mereka akan diameter dan distribusi massa galaksi itu sendiri.

Dari temuan itu mereka menyusun prediksi bahwa perbedaan itu terjadi karena adanya massa galaksi yang belum terhitung oleh mereka sehingga menyebabkan perbedaan perhitungan kecepatan gerak angularnya. Kenapa tidak bisa dihitung? Karena tidak bisa diamati oleh teknologi mereka (yang bekerja di bawah interaksi elektromagnetik). Massa yang tidak teridentifikasi inilah yang kemudian disebut dark matter, alias materi gelap yang tidak diketahui dengan pasti materi penyusunnya karena berada diluar kemampuan teknologi dan pengetahuan materi elementer yang dimiliki manusia sekarang.

Dari temuan itu disimpulkan bahwa materi gelap adalah bentuk lain lagi dari energi multidimensional, terbaharukan dan tak termusnahkan yang mengisi semesta. Energi ini mempunyai hirarki tertentu, saling terhubungkan dan mempunyai eksistensi yang menembus lebih banyak dimensi dari sekedar 4 dimensi eksistensi yang kita ketahui sekarang ini.

Dalam bahasa yang sederhana, kehidupan di bumi mungkin sebenarnya saling tersambungkan dengan berbagai kehidupan dan bentuk kehidupan lainnya. Kehidupan ini terbaharui, berubah bentuk dan membentang di seluruh dimensi keberadaan dalam seluruh kesejajaran semesta (parallel universe).

Menurut beberapa ilmuwan dan ahli fisika, hal ini merupakan penemuan besar yang sedang menunggu untuk terungkapkan. Seperti halnya belasan tahun yang lalu, saat itu tidak dikenal konsep akan “Dark Energy” dan seluruh dunia hanya mempercayai keberadaan energi gravitasi dan energi magnet; begitu juga sekarang ini kita mungkin hanya belum dapat mempercayai tentang hidup dan jiwa itu sesungguhnya, namun seperti halnya sejarah membuktikan, mungkin itu hanyalah masalah waktu.

Bentuk energi yang baru ditemukan ini, saling terhubungkan satu dengan lainnya, membentang dan terdistribusikan keseluruh pelosok keberadaan. Itu artinya kita mungkin saja hidup dan eksis dalam lebih satu semesta keberadaan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Ini juga berarti bahwa semua umat manusia, seluruh kehidupan mempunyai koneksi satu dengan lainnya yang tak disadari atau dipersepsikan oleh dirinya sendiri. Seluruh jiwa, esensi kehidupan, secara bersama-sama, kolektif membentuk suatu kesatuan, seperti hal nya seluruh sel-sel ditubuh kita membentuk suatu kesatuan yang disebut “manusia” dimana bentuk kesatuan ini mempunyai kesadarannya sendiri yang sama sekali berbeda dengan kesadaran masing-masing sel pembentuk kesatuan itu sendiri.

Dengan kata lain, bumi, planet, bintang dan semua benda langit yang memiliki atau berhubungan dengan medan energi seperti gravitasi atau geomagnetisme sebenarnya bukanlah benda mati yang terdiri dari sekedar materi elementer, kesemua planet dan benda langit itu sesungguhnya hidup. Tentunya dengan bentuk kehidupannya sendiri dan dengan tingkat kesadaran diluar persepsi manusia, seperti halnya kesadaran sebuah sel tak dapat mempersepsikan kesadaran seorang manusia dimana sel tersebut merupakan salah satu keping pembentuk eksistensi manusianya itu sendiri.

Menurut para pemikir-pemikir luar biasa ini, hidupnya sebuah planet merupakan bentuk yang sangat kompleks, menembus berbagai dimensi keberadaan. Menurut mereka karena keping penyusun semua keberadaan, esensi kehidupan itu adalah jiwa yang merupakan energi yang tidak termusnahkan, hanya berubah bentuk maka si hidup itu sesungguhnya berlanjut terus, maka konsep-konsep spritual seperti re-inkarnasi, hidup sesudah mati, surga-neraka menjadi sesuatu yang dapat diterima, karena hidup mungkin berlanjut terus seiring evolusi si hidup itu dari bentuk dan tingkat energi tertentu menuju bentuk dan tingkat energi yang lebih tinggi sampai tingkatan "nirvana" tercapai.

Pada suatu titik waktu ketika tingkatan itu tercapai, si hidup tersebut mungkin saja sudah bertransformasi dari bentuk hidup seorang individu menjadi bentuk hidup yang jauh lebih tinggi tingkatannya, seperti sebuah bintang atau bahkan sebuah Semesta..


Read more...
 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra