All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Tuesday, May 26, 2009

The anatomy of Big Chill that contained the Hyperspace


Melingkupi hyperspace yang "mengandung" semesta fisikal kita dan berbagai semesta-semesta lainnya yang tak terhitung jumlahnya, terdapat apa yang dinamakan Semesta "Dingin Besar" -- Big Chill, yang menjadi pondasi dasar dan sumber keberadaan dari hyperspace yang tercakup didalamnya.

Semesta Dingin Besar ini benar-benar tak terbatasi oleh dimensi apapun juga dan tidak pernah hancur atau terdaur ulang, ilmuwan ini juga meyakini Semesta ini mencakup didalamnya secara tak terbatas sejumlah hyperspace dimulai dari 5-Dimensi hyperspace sampai ke hyperspace dengan jumlah dimensi yang tak terbatas.

Semesta Dingin Besar ini adalah contoh paripurna dari infrastruktur ruang-waktu yang menopang eksistensi segala sesuatu. Waktu secara harfiah berhenti dan “membeku” disini. Gelombang kuantum atau medan energi apapun tidak eksis disini. Modul energi titik-nol (ZPEM) yang telah berhasil menaikkan tingkat energi mereka hingga ke level paripurna ditemukan disini. Modul energi tersebut eksis di Semesta Dingin Besar ini setelah mentransformasikan dirinya sendiri menjadi versi “beku” dari energi, yang pastinya tidak dapat disebut sebagai modul-energi-titik-nol lagi.

ZPEM ini lebih merupakan entitas keberadaan yang dapat eksis jauh dibawah titik beku absolute (nol derajat Kelvin) dengan cara yang misterius dan belum dapat dipahami sepenuhnya hingga sekarang ini.

Semesta Dingin Besar mengatur dan mengendalikan seluruk aktifitas dari hyperspace dan semesta-semesta lainnya. Semesta yang kadang disebut juga sebagai semesta “beku” ini bekerja dengan menggunakan gelombang-Z – Gelombang misterius yang sama sekali tidak dipahami oleh sains di semesta fisikal kita. Gelombang-Z inilah faktor pengendali yang mengatur aktifitas “daya sedot/tarik” di hyperspace yang pada gilirannya akan mengendalikan gaya gravitasi dan medan elektromagnetik di semesta fisikal tempat kita berada sekarang ini.

Semesta Dingin Besar inilah yang menjadi tujuan dari semua ZPEM – Zero-Point-Energy-Module (Modul Energi Titik Nol) untuk coba menggapainya. ZPEM adalah apa yang menjadi definisi ilmuan fisika kuantum akan “Hidup” sebagaimana yang kita kenal di bumi kita ini. ZPEM itu semu, maya atau virtual di dunia fisikal 3-Dimensi kita ini, namun merupakan hakikat, sejati, real di hyperspace 5-Dimensi yang mengandung dunia fisikal kita didalamnya.

Seluruh hyperspace yang terkandung didalam Semesta Dingin Besar terbentuk, hancur dan terbentuk kembali secara sistematis oleh kekuatan maha besar yang tidak dikenal dari Semesta Dingin Besar. ZPEM mencoba untuk secara konstan melakukan interaksi dengan semesta-semesta lain termasuk semesta fisikal kita untuk menaikkan tingkat energinya. Mulanya untuk dapat eksis di dalam hyperspace, untuk kemudian usaha pamungkas mereka adalah untuk dapat mencapai level energi yang membuat ZPEM mampu berpindah ke Semesta Dingin Besar dan eksis didalamnya. Itu akan membuat ZPEM benar-benar tidak dapat terhancurkan, karena semesta fisikal, bahkan hyperspace terdaur ulang namun Semesta Dingin, tidak.

Ketika hyperspace pada waktunya mengalami proses kehancuran, untuk kemudian terbentuk kembali, ZPEM yang eksis didalam hyperspace tersebut berpindah ke hyperspace yang lain. Dengan demikian siklus interaksi yang dilakukan oleh ZPEM dengan semesta-semesta lain akan tetap berlanjut.

Ketika pada akhirnya ZPEM tertentu mampu bermigrasi kedalam Semesta Dingin Besar, mereka akan menjadi “bagian” dari kekuatan misterius yang akan mengendalikan seluruh hyperspace dan semesta lainnya. Mereka mencapai kondisi paripurna dari keseimbangan, keheningan dan ketenangan sempurna jauh dibawah titik nol derajat Kelvin, ketika segala sesuatunya “beku” dalam sebuah ke-utuh-an dan ke-satu-an yang absolut dalam kesempurnaan.

Next: Semua kehidupan di semesta dalam seluruh hyperspace adalah modul-energi-titik-nol..


Read more...

Tuesday, May 19, 2009

Redefining life based on its existence in the Hyperspace


Kehidupan seperti yang selama ini kita kenal mungkin bukanlah apa yang sebenarnya menjadi hakikat kehidupan. Definisi biologis yang selalu digunakan dalam mendefinisikan kehidupan mungkin bukanlah definisi yang sejati akan kehidupan. Para ilmuwan dalam beberapa dekade ini disibukkan untuk mendefinisikan kehidupan dari sudut pandang ilmiah. Dengan terobosan dibidang kuantum hingga munculnya konsep akan hyperspace, ruang-maha-luas yang menjadi wadah semesta fisikal kita untuk eksis didalamnya termasuk juga berbagai semesta lainnya bersama-sama, telah menguak petunjuk baru dalam proses mendefinisikan kehidupan dari kacamata ilmiah.

Menurut beberapa pemikir cemerlang yang bersedia melakukan pencariannya hingga diluar ilmu pengetahuan konvensional pada umumnya, keajaiban kehidupan mulai menampakkan diri kepada manusia. Dalam ranah terluar dari fisika kuantum yang telah mengungkapkan bahwa kehidupan tersusun tak lain dari energi, dengan kata lain setiap bentuk kehidupan adalah makhluk energi, para ilmuwan ini telah lebih jauh lagi melangkah dengan mendefinisikan ulang arti hidup dan kehidupan itu sendiri.

Hidup didefinisikan oleh mereka sebagai Modul Energi Titik Nol atau ZPEM (Zero-Point-Energy-Modules) yang mampu eksis bahkan pada suhu 0ºK (nol derajat Kelvin) atau sama dengan –273 ºC (minus 273 derajat Celcius) atau 273 derajat dibawah titik nol jika menggunakan pengukuran standar Celcius. Modul atau paket energi ini tersusun sebagian besarnya dari gelombang elektromagnetik semu dan pasangan-pasangan partikel semu yang tidak dapat dideteksi atau diukur secara langsung. Eksistensi sejati dari ZPEM adalah di hyperspace.

Modul energi, sang hidup, atau yang ilmuwan kuantum sebut sebagai ZPEM ini mempunyai “eksistensi maya” yang berfungsi sebagai interface, atau wahana penyerap dan perekam “informasi” di semesta fisikal 3-Dimensi dan semesta-semesta lainnya yang secara terus menerus melakukan pertukaran informasi dan komunikasi dengan eksistensi sejatinya di hyperspace. Karena eksistensi sejatinya adalah di hyperspace 5-Dimensi, ZPEM ini tidak akan pernah bisa terlihat atau diperangkap dalam ruang 3-Dimensi. Di semesta fisikal 3-Dimensi eksistensi ZPEM ini semu, virtual, atau maya. Di hyperspace 5-Dimensi, eksistensinya nyata, riil atau sejati.

ZPEM tidak dapat dimusnahkan di semesta manapun – bahkan di hyperspace itu sendiri. ZPEM dapat memiliki eksistensi maya, yang sekaligus merupakan wahana bagi ZPEM untuk melakukan interaksi dengan apapun yang ada di dalam semesta fisikal 3-Dimensi dan semesta-semesta lainnya serta memanifestasikan interaksinya di semesta yang bersangkutan. Tidak tertutup kemungkinan ZPEM memiliki lebih dari satu wahana di lebih dari satu semesta pada satu dimensi waktu yang sama.

Tiap ZPEM eksis dan beroperasi pada suatu tingkat energi tertentu dan mempunyai kecenderungan, karakter alamiah, untuk menaikkan level atau tingkat energinya sendiri melalui interaksinya dengan semesta fisikal 3-Dimensi ataupun semesta-semesta paralel maupun non-paralel lainnya.

Dorongan untuk “kenaikan” tingkat energi dari ZPEM berkaitan langsung dengan kemampuan untuk mencapai suatu kondisi keberadaan paripurna (ultimate state of being) dimana ZPEM mampu bukan hanya eksis pada kondisi nol derajat Kelvin seperti di hyperspace namun bahkan mampu eksis dibawah – jauh dibawah nol derajat Kelvin. Pada titik itu, ZPEM hanya akan terdiri dari putaran atau rotasi kuantum, gelombang kuantum dan radiasi titik nol.

Jika semesta fisikal dapat eksis karena “dilahirkan”, “dibesarkan”, “dipelihara” hingga akhirnya hancur secara sistematis dalam suatu siklus “daur ulang” oleh hyperspace, demikian pula dengan hyperspace yang dibentuk dan dihancurkan secara sistematis dan berdaur ulang serta mempunyai keberadaan didalam suatu semesta diam yang dinamakan oleh para ilmuwan sebagai “Semesta Dingin Besar” (Big Chill) yang "mengandung" hyperspace dalam jumlah tak terbatas didalamnya.

Jika semesta fisikal pada suatu waktu mengalami kehancuran, demikian juga dengan hyperspace yang mengandungnya, pada suatu waktu hyperspace secara sistematis juga akan mengalami kehancuran, namun tidak halnya dengan Semesta Dingin Besar, jika semesta fisikal dan hyperspace mempunya siklus daur ulang mulai dari kelahiran, pemeliharaan hingga kehancuran, Semesta Dingin Besar “diam” dalam keabadiannya yang absolut.

ZPEM tertentu secara perlahan mampu melakukan transformasi melalu interaksi dengan semesta-semesta lain hingga beberapa akhirnya mampu mencapai kondisi dimana mereka mampu eksis tidak hanya di hyperspace namun bahkan di Semesta Dingin Besar.

Semesta Dingin Besar secara absolut konstan, diam, hening, kekosongan sempurna. Disini konsep akan energi tidak eksis. ZPEM dalam bentuk paripurnanya mampu mencapai semesta ini melalui interaksi intens berulang-ulang dengan beragam keadaan dan kondisi dari semesta-semesta lain yang tak terhitung jumlahnya, dan akhirnya ZPEM yang sudah paripurna ini mampu untuk eksis secara sempurna dan menjadi "bagian" dari Semesta Diam, The flat Universe of Big Chill.

Next: The anatomy of Big Chill that contained the Hyperspace

Read more...

Tuesday, May 12, 2009

The anatomy of the Hyperspace - 5 Real Spatial Dimensions


Minggu lalu kita sudah menguak sedikit hakikat dari semesta fisikal tempat kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Semesta fisikal bagi kita yang dibatasi dgn persepsi 3-Dimensional ruang-waktu merupakan realitas, namun dalam relasinya dengan 5-Dimensi hyperspace dimana semesta kita terlingkupi didalamnya, keberadaan semesta fisikal 3-Dimensi kita adalah virtual atau maya. Lalu seperti apakah Hyperspace 5-Dimensional yang merupakan lautan luas dimana gelembung keberadaan semesta fisikal kita eksis didalamnya?

5-Dimensional Hyperspace adalah “Semestanya semesta” dan keajaiban bagi fisika modern. Hyperspace mengatur dan mengendalikan seluruh aspek fundamental dari kehidupan, ilmu pengetahuan bahkan pembentukan dan kehancuran dari seluruh semesta fisikal.

Disatu sisi hyperspace mengendalikan pembentukan semesta-semesta baru, namun juga mempunyai fungsi untuk menjaga keseimbangan dari semesta-semesta yang terus berekspansi sehingga tidak terjadi kehancuran total karena semesta-semesta tersebut saling bertumbukan. Akhirnya hyperspace juga mengendalikan kehancuran sistematis semesta yang telah habis umur hidupnya. Hyperspace adalah samudra maha luas bagi buih atau gelembung-gelembung semesta yang eksis secara bersama-sama.

Riset tentang “kuantum hampa” (Quantum Vacuum) mengungkapkan temuan yang disebut radiasi-titik-nol (Zero-Point-Radiation; ZPR) terdiri sebagian besar dari gelombang elektromagnetic virtual dan pasangan partikel virtual yang tidak dapat diukur secara langsung dgn teknologi yang dimiliki manusia sekarang ini. Itulah karakteristik dari hyperspace. Jika kita mencoba untuk memahami tentang jumlah energi yang tersedia dalam hyperspace, maka gambarannya adalah jumlah yang dapat diukur dari energi yang terkandung pada suhu dibawah nol derajat Kelvin (-273 derajat Celcius).

Energi yang terkandung dalam hyperspace berasal dari sumber-sumber energi kinetik atau energi murni berikut ini : putaran atau rotasi kuantum (Quantum spin/rotation), gelombang kuantum (Quantum wave) dan radiasi-titik-nol (ZPR, Zero-Point-Radiation).

Densitas energi maksimum yang merupakan kerapatan ayunan partikel kuantum dalam kuantum hampa berkorespondensi dengan semua energi partikel atau gelombang yang sanggup didukung eksistensinya dalam dimensi ruang-waktu.

Sederhananya, hyperspace adalah kuantum hampa 5-Dimensi, yang membentuk, menjaga dan mengendalikan secara teratur kehancuran semesta. Energi, partikel dan hukum-hukum alam yang mengatur hyperspace relatif berbeda dengan hukum-hukum alam yang mengatur semesta fisikal kita.

Kuantum hampa hyperspace ini menembus dan melingkupi semesta fisikal kita secara virtual. Bayangkan ketika bongkahan es melayang dibawah air, namun kali ini partikel elementari dari air bukan hanya melingkupi bongkahan es, namun juga menembusnya karena partikel elementer tersebut lebih kecil ukurannya dari partikel penyusun bongkahan es. Sama halnya partikel sinar X yang mampu menembus tubuh kita, partikel dari hyperspace menembus melewati ruang fisikal kita sekaligus eksis dalam ruang fisikal 5-Dimensi kuantum hampa.

Karena itu kita dapat “merasakan” keberadaan partikel hyperspace ini namun kita tidak akan pernah dapat menangkap mereka. Sebagai contoh, kita tidak dapat mendeteksi secara langsung keberadaan partikel cahaya (photons) virtual dari radiasi-titik-nol (Zero-Point-Radiation; ZPR), karena mereka tidak berada satu “ruang” dengan diri kita ataupun alat detektor yang kita gunakan, dan oleh sebab itu kita hanya dapat mendeteksinya secara tidak langsung itupun hanya dalam interval sepersekian detik ketika partikel itu menembus lewat ruang 3-Dimensional kita sebelum menghilang lebur kembali kedalam ruang 5-dimensional kuantum hampa hyperspace.

Next : Redefining life based on its existence in the Hyperspace


Read more...

Tuesday, May 5, 2009

Our Physical universe is a 3-D “floating illusion” on an immense 5-D hyperspace realities..


Seperti apa kiranya semesta fisikal kita terlihat dari hyperspace atau “ruang sangat besar” dimana semesta fisikal kita “mengapung” didalamnya ?

Semesta fisikal 3-Dimensi kita merupakan ilusi 3D terapung pada realitas 5-Dimensi ruang-sangat-besar (hyperspace). Ini sama halnya dengan analogi ilusi 3-Dimensi yang mengapung di lautan maha luas realitas 5-Dimensi. Cara lain untuk membayangkan relasi ini adalah sebagai berikut : Semesta fisikal kita itu seperti sebongkah lapisan es yang mengapung dilautan luas dan semesta fisikal kita (bongkahan lapisan es) mempunyai lubang atau saluran yang mengarah ke hyperspace (lautan luas) melalui apa yang dinamakan black hole atau lubang hitam dan neutron star atau bintang neutron. Terdapat banyak semesta paralel maupun yang tidak paralel dengan semesta fisikal kita yang secara bersama-sama mengapung di dalam hyperspace.

Gravitasi dan energi elektromagnetik (EM; Electro Magnetic) tidak lain adalah hasil atau akibat adanya daya hisap dari hyperspace. Pada kenyataanya hubungan antara hyperspace dengan semesta fisikal 3-Dimensi sama dengan hubungan antara atmosfir dengan sebuah balon. Udara yang ada didalam sebuah balon akan selalu mencoba untuk terlepas, dan keluar dari dalam balon dan melebur ke dalam atmosfir melalu lubang atau saluran apapun yang dipunyai sebuah balon.

Serupa dengan analogi diatas, gravitasi dan Elektromagnetik dapat dipandang sebagai kecenderungan dari dua hal, yang satu non-polarisasi lainnya terpolarisasi untuk menghilang dan melebur ke dalam hyperspace melalui sebuah lubang atau jendela kecil antara semesta fisikal 3-Dimensi dan hyperspace.

Lubang atau jendela kecil ini terbuka oleh energi yang kita kenal dengan quantum spin atau putaran kuantum. Contoh dari jendela-jendela ini adalah lubang hitam dan bintang neutron. Hyperspace menghasilkan sebuah daya hisap terhadap partikel elementer, yang dapat dianalogikan dengan massa nya (gravitasi) atau polarisasinya (Elektromagnetik), dimana lubang hitam dan bintang neutron adalah bidang gaya yang menghubungkan semesta kita dengan hyperspace.

Sebuah lubang hitam merupakan jendela yang relatif besar menuju ke hyperspace, dimana massa (kerapatan partikel) dari sebuah lubang hitam sedemikian besarnya, sehingga struktur dari ruang-waktu “jatuh berantakan” ke dalam hyperspace, karena tidak sanggup lagi untuk mendukung keutuhan struktur semesta fisikal 3-Dimensi diakibatkan daya hisap dari lubang hitam yang luar biasa besar.

Kekuatan tarikan gravitasi yang luar biasa dari lubang hitam sekarang dapat secara mudah dipahami sebagai efek daya hisap yang kuat dari hyperspace terhadap partikel 3-Dimensi semesta kita. Kepadatan massa maha besar pada sebuah materi maha kecil yang biasanya disematkan kepada sebuah lubang hitam, dapat dipahami sebagai sebuah partikel yang telah melewati suatu batasan tertentu dan karenanya telah diserap oleh hyperspace menjadi bagian darinya.

Batasan disini adalah batasan massa, yang jika terlewati maka sebuah bintang yang meledak akan menjadi sebuah lubang hitam. Konsep akan “maha padat dan maha kecil” merupakan konsep yang berlaku relatif hanya pada semesta fisikal 3-Dimensi kita. Di hyperspace sendiri, lubang hitam kemungkinan hanyalah sebuah obyek “biasa” dengan ukuran dan kerapatan massa tertentu, dikarenakan kemampuan dari 5-Dimensi hyperspace dengan adanya tambahan 2 tingkat dimensi untuk mendukung eksistensi obyek maha besar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semesta 3-Dimensi.

Next : The anatomy of the Hyperspace - 5 Real Spatial Dimensions

Read more...
 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra