All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Wednesday, December 10, 2008

Menguak Rahasia Penciptaan (3)

Rancang Bangun Harmonis sang-Pencipta
Disadur ringkas dari buku Shift of the Ages karya David Wilcox

Selengkapnya dapat di download for free di: www.divinecosmos.com



Bagian Ketiga


Aspek paling penting dan utama dari “Pengetahuan Atlantis yang hilang” dan juga merupakan awal dari upaya kita merekonstruksinya kembali adalah konsep bahwa Segala sesuatunya tersusun dari Energy. Peradaban Yunani menamakan “energi” ini dengan nama “Aether”, yang merupakan istilah mereka untuk untuk kata “Kilau” atau “Terang”, menunjukkan bahwa energi ini punya kesamaan sifat dengan Cahaya. Ilmu pengetahuan sekarang ini umumnya mengabaikan ide ini dan menganggap itu “menggelikan”, sekedar mitos masa lalu, namun sebenarnya ide ini merupakan bagian integral dari Filosofi Yunani. Jika kesimpulan Manly Hall dalam bukunya “Secret teaching of all ages” bahwa alasan kenapa orang-orang Yunani mempunyai pengetahuan akan “aether” adalah karena mereka mewarisinya dari peradaban Atlantis merupakan suatu fakta, maka nampaknya sumber aslinya adalah dari grup Ra.

Untuk memudahkan kita mendapatkan “gambar besar” dari semua ini, kita akan meringkasnya sesederhana mungkin, dan menghindari bahasa yang terlalu “teknis” sehingga diharapkan kita tidak “terjebak” dalam berbagai “istilah teknis” yang membuatnya seakan jadi rumit dan penuh komplikasi.

Kita akan memulainya dengan membuat daftar dari karakteristik dasar dari medan energi yang baru saja ditemukan kembali ini, yang secara konsisten akan kita sebut dengan “aether” dan bagaimana aether membentuk segala sesuatunya. Memang ada kemungkinan daftar yang akan kita buat “membuat kepala pusing” ketika pertama kali kita mencoba mengorganisasikan dan menyatukan semua informasi ini dalam pikiran kita. Sembari kita melanjutkan pembahasan kita, semua hal ini akan kita simpulkan kembali, jadi jangan merasa dibebani kewajiban untuk mengerti semua ini secara instan...yang penting ikuti saja dulu, sadari dan ketahui saja dulu...pada waktunya semua akan jadi jelas..

Selain itu, sadari juga bahwa semua yang akan kita lihat di ringkasan berikut ini merupakan sesuatu yang sudah sangat difahami dengan baik oleh manusia di masa Atlantis :
  • Kita memiliki apa yg disebut sumber energi dengan karakteristik serupa zat cair, yang secara teknis bisa kita analogikan seperti medium / perantara yang meliputi jagat raya, dengan kata lain penciptaan ini terisi penuh oleh medium ini. Energi medium ini normalnya tidak terlihat, seperti halnya “udara” yang merupakan medium yang “mengisi” ruang, aether yang merupakan energi ini mengisi “semuanya” bahkan di ruang yang kita sebut “hampa udara” sekalipun.
  • Energi ini eksis dalam tekanan yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari tekanan udara di permukaan bumi, namun kita toh bisa bergerak melewati medium ini dengan mudah, karena kita sebenarnya juga “terbuat” dari “bahan” yang sama.
  • Dalam “paket yang terkecil” energi ini membentuk apa yang disebut Dr. Vladimir Ginzburg “gelembung energi”, bola energi super kecil yang berguling dan mengalir antara satu dengan lainnya, sehingga membuatnya mempunya karakteristik serupa “zat cair”.
  • Ilmuwan kontemporer baru-baru ini saja menemukan medium energi ini, dan mereka menamakannya bermacam macam seperti “Virtual Particle Flux”, Zero Point Energi Field (ZPE), Quantum Physical Vacuum, “Superstrings”, “Dark Matter” dan “Dark Energy”, semua merujuk pada hal yang sama. Ilmuwan mulai sadar bahwa energi ini bertanggung jawab dalam penciptaan dunia fisikal.
  • Untuk pengertian yang praktis, harus disadari bahwa Energi ini sendiri “memiliki kesadaran” dan oleh karena itu menyatukan seluruh Semesta Raya sebagai SATU bentuk kehidupan yang Maha Besar - sering diistilahkan “Ultimate Being” suatu “Entitas Paripurna”. Setiap “gelembung energi” ini berkelompok dan membentuk pola yang teratur, kita akan mendapatkan sebuah bentuk kehidupan “cerdas”. Ini termasuk bintang, planet, galaxy sebagaimana sel, molekul dan atom.
  • Banyak peneliti dan ilmuwan dari aliran “alternatif” yang membuat riset independen untuk meneliti energi ini termasuk “perilaku membingungkan” dari energi yang awalnya dianggap “tidak memiliki kesadaran”, dan karenanya memberikan nama sesuai selera masing-masing, seperti halnya Dr. Wilhelm Reichs yang memberinya nama “Energi Orgone” (risetnya sebagian besar dilakukan secara rahasia di jaman Uni Soviet, dan baru-baru ini saja di posting di Internet dalam bahasa Inggris), beberapa hasil riset Dr. Reichs akan kita kutip kembali nanti dalam kelanjutan paparan kita.
  • Berbagai Guru spiritual menamakan medium ini “Energi Spiritual”, “Energi Cinta”, “Energi Penyembuhan”, “Ruh Suci”, dll. Semua membicarakan medan energi yang sama. Para guru spiritual ini seringkali sangat mengerti bagaimana kesadaran bisa mengendalikan energi ini, terutama ketika Kasih Sayang menjadi faktor motivasinya, dan penyembuhan yang “Ajaib” merupakan hasil dari kemampuan ini.
  • Manusia pun ternyata memiliki “tubuh energi” berbentuk bulat telur yang terbentuk dari medium ini, yang oleh “mata terlatih” bisa dilihat dan di “manipulasi”. Kondisi sakit akan muncul terlebih dahulu di tubuh energi ini berupa “distorsi energi” sebelum termanifestasi menjadi “sakit fisik”. Ini adalah salah satu rahasia yang lebih dalam yang kita tahu dari misteri Atlantis.
  • Dengan menggunakan teknologi tertentu, kita bisa memberikan “dosis tinggi” energi ini kepada seseorang dan orang itu secara bertahap akan mengalami tanda-tanda perkembangan fisik, mental dan spritual. Beberapa ilmuwan dari Rusia secara dramatis telah membuktikan hal ini, salah satunya dengan menggunakan mesin khusus berupa “Axion Field generator” atau “Dynamic Torsion Generator” yang dikenal sebagai model Comfort 7-L rancangan Dr. Alexander Shpilman. Kita bisa mendapatkan efek serupa namun dengan “dosis” yang lebih rendah dengan membangun Piramida yang merupakan salah satu “Passive Torsion Generator”, kita akan lebih detil membahas hal ini di kesempatan terpisah jika memang diperlukan.
  • Tumbuhan akan mengalami perkembangan yang dramatis dan perubahan besar jika diberikan energi ini, yang juga akan menghancurkan virus, bakteri dan berbagai organisme parasit yang membahayakan bentuk kehidupan “lebih tinggi” sehingga secara signifikan mempertinggi kesempatan untuk bertahan hidup dari tumbuhan yang sakit. Karena energi ini punya kesadaran dan kecerdasan, secara otomatis “energi” ini akan melaksanakan “apa-apa yang perlu dilakukan” untuk mengembalikan fisik/mental/spiritual dari individu yang ter-ekspos oleh energi ini pada kondisi normalnya, dan bahkan meningkatkannya ke level yang lebih tinggi, tentu saja banyak kalangan medis dan ilmiah yang meragukan karakter yg begitu mengagumkan dari energi ini.
  • Banyak tradisi kuno sudah mengajarkan akan penggunaan energi ini secara rahasia dan secara simbolis menyebutnya dengan “Air” atau “Air Kehidupan”, itulah mengapa elemen “Air” sering dijadikan simbol untuk suatu proses penyembuhan atau pengobatan baik fisik, mental dan spiritual.
  • Ada dua bentuk besar dari “Gelombang” pada aether, yaitu “medan elektro-magnetik” (Electro-magnetic Field) dan “medan gravitasi/torsi” (Gravitational / Torsion Field). Energi ini jika di manfaatkan dengan tepat dapat digunakan untuk memproduksi berbagai teknologi seperti mesin pembangkit energi gratis tak terbatas (Limitless free energi generator), Anti gravitasi dan bahkan Teleportasi.
  • Semua gerakan/perambatan gelombang dalam energi medium ini berbentuk spiral, seperti ular melingkar dengan berbagai ukurannya, dari yang super kecil sampai yang super besar (kita akan lihat nanti mengapa begitu). Berbagai ajaran kuno menggunakan simbol “Ular yang melingkar” untuk mewakili “kebijaksanaan semesta” - satu lagi kode simbolis dari pengetahuan ilmiah ini. Itulah kenapa dalam khasanah kristiani Jesus pernah berkata “Bijaklah seperti ular dan lembut seperti lumba-lumba”.
  • Cahaya merupakan salah satu bentuk pergerakan energi ini – oleh karena itu aether dapat dianggap sebagai “Cahaya cair” (Liquid light) ini selaras dengan yang ditulis dalam Kitab kejadian (Genesis) disebutkan “pada awalnya...Tuhan bergerak kehadapan “air” dan berkata: “Let there be Light”...and there was Light (Genesis. 1:1-3).
  • Ada tujuh (7) level densitas utama (Densities) yaitu suatu derajat kepekatan/kepadatan/intensitas dari “energi medium serupa zat cair” (fluidlike energy medium) ini, yang membentuk suatu “dunia keberadaan” meliputi seluruh alam semesta atau yang dalam tradisi dan ajaran esoteris disebut dengan “Tujuh tingkat Surga” (Seven Heavens). Kesemua densitas-densitas yang berbeda ini terbentuk dan dibedakan semata-mata dari jumlah getaran yang terjadi dalam satu “realitas keberadaan” tertentu dengan lainnya.
  • Analogi serupa yang dapat kita ambil untuk dapat lebih memahami densitas energi ini, adalah jika kita membandingkan antara bentuk air dan gas. Secara ilmiah kita tahu bahwa jika molekul air bergerak pada “getaran atau frekuensi” tinggi dalam artian kecepatan pergerakan elektron dan proton mengelilingi inti atom dari molekul air itu sangat tinggi, maka air tadi akan berubah wujud menjadi “uap” dan jika bergetar pada frekuensi sangat rendah, air yang sama akan berubah lagi “wujudnya” menjadi Es. Getaran yang diukur dengan istilah “frekuensi” dari partikel air ini lah yang menyebabkan perubahan wujud tadi, tidak ada yang lain. Aether berperilaku persis dengan perilaku air ini, jika aether/energi ini “bergetar” pada frekuensi tertentu yang “cukup rendah” maka wujudnya adalah berupa “dunia materi” yang kita kenal sehari-hari.
  • Secara umum, kita tidak bisa secara visual “melihat” tingkat-tingkat densitas keberadaan di jagat raya kita yang mempunyai level frekuensi lebih tinggi dari dunia kita sekarang ini berada – akibatnya seluruh jagat raya terlihat secara “nyata” 3-Dimensi bagi kita, jika kita melihat melalui teleskop. Namun, ada beberapa cara lain untuk mendeteksi keberadaan “dunia dengan densitas yang berbeda” dalam jagat raya ini dengan mengobservasi langsung pola energi unik mereka dalam spektrum gelombang sangat rendah (microwave) yang dapat ditangkap “pancarannya” oleh alat khusus, salah satunya yg dikembangkan oleh peneliti seperti Arp, Tiftt dan Aspen, tapi kita akan bahas ini lebih lanjut nanti.
  • Bagi individu yang berada dalam level kesadaran tertentu (seringkali disebut kesadaran mistis dalam tradisi esoteris) densitas-densitas yang lebih tinggi tadi dapat “dilihat” atau dipersepsikan oleh individu tersebut, dan belajar untuk mendapatkan kemampuan “untuk melihat” atau “mempersepsikan” ini merupakan aspek mendasar dari banyak pelatihan esoteris kuno, termasuk kebudayaan Atlantis.
  • Didalam masing-masing Densitas utama tadi, terdapat 7 sub-densitas, dan pada masing-masing sub densitas terdapat pula 7 sub-sub-densitas..begitu seterusnya secara tak terbatas (mengisyaratkan bahwa “dunia keberadaaa” atau dimensi kehidupan berjumlah tak terbatas) – mirip sekali dengan hologram atau fraktal cahaya. Sama halnya kalo kita mau mengukur gradasi warna...kita akan mendapatkan macam warna “yang tak terbatas” jumlahnya..jika kit a bisa mengukur/membedakan dengan sangat-sangat-tepat, karena dari warna “merah” saja misalnya kita bisa dapatkan, merah muda, merah maroon, merah bata, dsb....itu baru dari dengan mata telanjang...kalau kita amati sebuah perusahaan cat bisa membuat warna merah menjadi puluhan jenis warna merah, yang berbeda “derajat” atau densitas kemerahannya.
  • Walaupun terdapat banyak gradasi energi yang membentuk densitas yang sangat banyak, semua dapat di kategorian dalam 7 densitas utama, yang oleh Ra disebut “7 Densitas warna utama” (true color densities), ini juga secara mengagumkan selaras dengan hukum harmonis dari alam yang terdapat pada struktur 7 tangga nada musik.
  • Jika “lautan” energi yang memenuhi seluruh penciptaan ini kita sebut aether, maka dunia materi yang kita tangkap bisa kita sebut “aether beku” (frozen light) karena seperti halnya Es yang berasal dari air yang “membeku” seluruh dunia fisikal kita sejatinya adalah “energi yang membeku” atau energi yang terkunci pada satu “range” tingkat getaran atau frekuensi tertentu.
  • Getaran frekuensi dari energi ini “membentuk” densitas-densitas ini. Prinsip dasar getaran yang sama juga berlaku pada 7-set warna pada spektrum warna yang dapat dilihat manusia demikian juga 7-nada pada satu oktaf dari tangga nada “diatonik”, yang dapat kita dengar pada tuts piano yang berwarna putih, jadi melalui “warna” dan “bunyi” Semesta mengungkapkan rahasianya bagi mereka-mereka yang “mau berfikir”.
  • Berbagai ajaran kuno secara khusus mempelajari rahasia yang terkandung dalam “bunyi” dan “warna”, inilah yang digunakan dalam berbagai formasi dan desain arsitektur berbagai “bangunan suci”, seperti penggunaan kaca beraneka warna pada kathedral dan juga musik simponi gregorian yang diciptakan “Knight Templar”, sebuak kelompok yang mewarisi “pengetahuan” ini.
  • Dimanapun kita berada di jagat raya ini, semua densitas energi tersebut eksis pada derajatnya masing-masing. Namun bagaimanapun sebagaian besar dari satu wilayah akan mempunyai satu densitas level energi yang mendominasi wilayah itu dibandingkan densitas energi yang lainnya. Begitupun dengan planet-planet, sebuah bentuk “kehidupan tinggi”, juga “berkembang” karena planet ini pun memiliki “kesadaran” sebagai entitas berkecerdasan yang berevolusi dari satu densitas ke densitas berikutnya, karenanya planet ini akan berada pada densitas energi level yang sesuai dengan perkembangan evolusinya sendiri.
  • Ukuran ternyata berarti banyak dalam semesta. Planet (paling tidak itulah “bentuk/wujud yang bisa kita “persepsikan”) merupakan manifestasi “entitas” berkesadaran yang jauh lebih “advanced” dibandingkan dengan entitas-entitas individual penghuni planet itu sendiri, itulah mengapa planet begitu “toleran” pada penghuninya. Bintang jauh lebih “advanced” dibandingkan planet, dengan memiliki kesadaran yang mencakup “semua” densitas energi level. Galaksi jauh lebih advance dibandingkan bintang, memprogram kondisi dasar bagi evolusi spiritual, mental dan bahkan fisikal bagi seluruh sistem bintang didalamnya. Dan Jagat Raya (universe) yang terlihat ini jauh lebih “advance” dari semua Galaksi, menyiapkan dan mendesain cetak biru dan hukum-hukum alam dasar yang harus diikuti oleh semua elemen penciptaan, karena ini adalah manifestasi dan perwujudan dari Sang Pencipta.
  • Galaksi, adalah satu bentuk kehidupan dengan tingkat “super tinggi” dengan “kesadaran” yang tidak dapat kita fahami, mengerti ataupun kita “persepsikan”. Analogi serupa juga dapat kita fahami dari relasional antara makhluk hidup yang kita sebut level “mikro” seperti amoeba atau mikroba dan makhluk hidup “yang kita sebut” level “tinggi” seperti manusia. Jika kita asumsikan amoeba atau mikroba itu mempunya “kesadaran” maka bentuk kehidupan level tinggi seperti manusia sama sekali tidak dapat “terperi” atau “tertangkap” oleh panca indera dan pemahaman mereka, begitupun relasional antara “manusia” dan “Galaksi”.
  • Galaksi, di level kesadarannya sendiri, menggunakan hukum-hukum alam dan prinsip-prinsip dasar dari “getaran” (vibrations) untuk menciptakan berbagai lapisan berbeda dari “zona-zona energi” atau “zona keberadaan” melingkupi seluruh bagian diri mereka sendiri. Jika dilihat dari “atas” Galaksi terbagi atau terpisahkan menjadi zona-zona dan sektor-sektor densitas, yang terlihat seperti roda atau kue bulat terpotong menjadi banyak “bentuk serupa bulan sabit” yang mengembang dari “pusat” ke arah luar persis seperti sebuah bunga. Zona-zona ini pada dasarnya tetap (stationer) pada “tempatnya” dalam struktur sebuah Galaksi sementara berbagai “sistem bintang” dalam revolusinya mengelilingi “pusat Galaksi” bergerak “menembus” dan melewati zona-zona tersebut.
  • Ketika sebuah “sistem bintang” melewati suatu zona tertentu, densitas umum dari aether dari “sistem bintang” itu akan menunjukkan laju kenaikan atau penurunan yang tetap, tergantung dari posisinya terhadap zona yang dilewatinya tersebut. Zona-zona ini telah terdeteksi dan secara ilmiah di “ukur”, terutama oleh Dr. Aleskey Dmitriev yang menyebutnya dengan “Magnetic Strips”, mengacu pada maksud sebuah potongan medan yang mempunya daya magnetik. Siklus waktu yang sangat akurat, berdasar pada prinsip-prinsip matematika pada musik dan getaran, mengatur kapan dan berapa lama sebuah tata surya (planetary system) melewati zona-zona ini. Secara mengagumkan, peradaban kuno melestarikan pengetahuan fantastik ini, contohnya seperti yang ada dalam naskah-naskah kuno Sumeria.
  • Tujuan dari pergerakan berbagai tata surya menembus zona-zona energi yang berbeda densitas energi levelnya ini adalah untuk menggerakkan evolusi spiritual dengan laju yang tetap. Entitas seperti manusia mempunyai “keinginan bebas” untuk menentukan “kapan” mereka akan melanjutkan evolusinya ketahap yang lebih tinggi, dikarenakan ditiap titik akhir setiap siklus dari satu densitas ke densitas berikutnya menawarkan kesempatan untuk “terlepas” dari “siklus re-inkarnasi” dan melanjutkan evolusinya ke realitas keberadaan yang lebih tinggi – sedangkan bintang dan planet dalam perkembangan evolusinya mempunyai “timeline” yang relatif baku atau standar.
  • Batasan dari satu zona densitas dengan zona lainnya dalam dapat di visualisasikan dengan cara yang persis sama dengan garis lurus yang terbentuk ketika minyak berada diatas air, karena ini adalah analogi yang sempurna dari apa yang terjadi ketika dua cairan dengan densitas/kerapatan molekul yang berbeda kontak satu sama lain.
  • Tata surya (suatu kumpulan planet yang mengitari sebuah pusat, biasanya berupa matahari) kita yang dikenal dengan Solar System, sekarang ini sedang bergerak memasuki zona densitas yang lebih tinggi energi levelnya di Galaksi Bima Sakti, yang akan menyebabkan zona densitas bumi dan sekitarnya beranjak dari densitas ketiga dimana kita hidup sekarang menuju densitas keempat – yang secara natural akan menciptakan apa yang disebut sebagai “perpindahan dimensi” (Dimensional Shift).
  • Kita akan menebus “batasan antar densitas” pada suatu masa dalam interval tahun 2010-2013, berdasarkan informasi yang berhubungan dengan “akhir penanggalan” dari kalender suku indian Mayan yang di hitung akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012. Ini akan menyebabkan perubahan yang tidak dapat rubah-balik dalam hal kualitas dan properti dasar dari materi dan energi yang mengelilingi kita, termasuk kecepatan dari cahaya melintasi ruang yang secara drastis akan bertambah. Ingat, sekarang ini kita mengamati benda-benda langit melalu lensa teleskop yang menangkap cahaya dalam kecepatan maksimalnya di densitas ke-3 ini, tidak lebih. Artinya seluruh jagat raya akan terlihat sangat berbeda, dan akan berubah dalam “penampilannya” bagi penglihatan kita ketika kita memasuki densitas yang lebih tinggi.
  • Seluruh bagian tata surya kita sekarang ini menunjukkan tanda-tanda besar dari penambahan intensitas energi seiring kita bergerak mendekati moment tersebut, karena makin banyaknya energi berfrekuensi tinggi dan tekanan densitas yang lebih besar “menembus” tata surya kita. Tiap bulan ada berbagai temuan baru yang datang dari komunitas ilmiah yang secara tidak disengaja menambah validitas dari informasi ini, yang terbaru di bulan oktober 2002 ketika dilaporkan Pluto mengalami “Pemanasan Global” dan kenaikan tekanan atmosfir, walaupun pluto sebenarnya sedang bergerak menjauhi matahari. Meski secara resmi dikatakan ini “tidak berhubungan” dengan pemanasan global di Bumi, tapi laporan bahwa fenomena yang sama juga terjadi di Mars dan Venus, dengan anomali seperti kenaikan intensitas kecemerlangan (brightness), intensitas daya magnetik, dan perubahan drastis dari atmosfir di kedua planet tersebut, bahkan terjadi “perubahan kutub” ( kutub utara planet berguling menjadi kutub selatan atau sebaliknya) di Uranus dan Neptunus, membuat kita harus mangakui “sesuatu” sedang terjadi dalam tata surya kita.
  • Dalam catatan yang terpisah (namun relevan) ternyata, Struktur DNA berubah ketika kita berpindah dari satu densitas ke densitas energi lainnya. Rambatan energi berupa pilinan/puntiran berbentuk gelombang spiral (gulungan) di dalam aether mempunyai pola DNA yang “terpasang” padanya dalam bentuknya yang paling kecil/sederhana, yang didesain oleh “kecerdasan” dari Galaksi. Gelombang spiral energi ini menggunakan “daya” yang sangat-sangat halus namun masih bisa diukur pada manifestasi fisikalnya (kita akan bahas lebih detil lebih lanjut nanti). Ketika element dan partikel-partikel energi yang longgar bergerak kian kemari, kenaikan “intensitas” energi akan membuat pergerakannya makin cepat dan mempertinggi kemungkinan mereka akan tertangkap medan energi dari gelombang spiral ini dan secara otomatis akan menyusun kembali diri mereka masing-masing mengikuti pola yang terpasang tadi, seperti potongan-potongan puzzle atau lego, awalnya menjadi asam amino, dan pada gilirannya menjadi DNA.
  • Ketika suatu planet melewati zona yang lebih tinggi densitas energi levelnya, pola yang terdapat gelombang spiral tadi menjadi bertambah kompleks, akibatnya struktur DNA yang tersusun bermutasi menjadi lebih rumit dan “secara evolusi lebih maju”. Salah satu penemu molekul DNA telah mempublikasikan suatu penelitian yang mengatakan bahwa “sebagian besar debu yang bisa terlihat dalam galaksi Bima Sakti memiliki kualitas pola DNA yang sama dengan yang kita harapkan dapat ditemukan pada bakteri”, menujukkan bahwa formasi DNA yang terbentuk dari energi ini ada terjadi di seluruh bagian Galaksi.
  • Dosis besar berbahaya dari energi ini, yang jauh lebih besar dari yang diperlukan bagi proses penyembuhan dapat di arahkan untuk menembus suatu organisme dan memindahkan kualitas DNA dari organisme tersebut pada organisme yang lainnya, dan menyebabkan terjadinya transformasi fisikal atau Mutasi genetis. Dr. Yu V. Tszyan Kanchzen dapat menggunakan proses ini untuk membuat seekor ayam mulai bermutasi menjadi bebek, termasuk tumbuhnya selaput diantara jari-jari kaki ayam tersebut.
  • Dr. Kanchzen telah menemukan suatu bukti efektif bahwa “gerakan spiral gelombang energi adalah arsitek yang tersembunyi dari molekul DNA”, dan energi dari rancangan pola DNA ini dapat “dirubah” dalam satu kurun waktu kehidupan (satu generasi). Terlepas dari kontroversi dan tentangan menyangkut etis tidaknya percobaan mutasi genetis ini pada makhluk hidup, eksperimen seperti ini dapat dilakukan berulang-ulang secara mudah, jika memang diinginkan.
  • Evolusi spesies, baik secara fisikal maupun kesadaran spiritual, otomatis terjadi ketika kita menembus suatu level densitas aether dan memasuki densitas aether lainnya. Kita telah mempunyai sejarah panjang yang menunjukkan kapan dan bagaimana hal ini terjadi sebelumnya, ketika dalam waktu singkat secara mencengangkan organisme primitif di bumi “punah” dan menghilang dari muka bumi dan bentuk organisme yang lebih “maju” muncul menggantikan tempat mereka – dan itupun baru yang terjadi ketika kita melewati suatu “sub-level dari densitas energi”, sekarang ini kita bergerak menembus densitas energi utama ( true color density).
  • Yang terjadi ketika tata surya kita sudah berada di densitas yang lebih tinggi level energinya adalah, ekspansi energi dari inti planet-planet, ditambah ledakan energi spontan dari pusat tata surya, menciptakan siraman energi yang memiliki kualitas radiasi dan kecerdasan, suatu fenomena yang dalam tradisi Hindu kuno disebut dengan “Api Somvarta di akhir jaman”.
  • Itulah yang terjadi dalam interval sekitar setiap 50 juta tahun di masa yang lampau, ketika siraman ledakan energi ini “menyambar” seluruh organisme yang tadinya ada di muka bumi, dan secara spontan memusnahkan semuanya, kemudian secara tiba-tiba organisme yang lebih maju muncul, para geologis menyebut fenomena ini dengan istilah “punctuated equilibirium” (selaan/intervensi keseimbangan) yaitu setiap ada “kepunahan spesies masal” selalu ada “kemunculan spesies masal”.
  • Seiring pembahasan kita nantinya, kita akan mengetahu bahwa umat manusia sudah berada jauh dari level kepunahan masal atau kehancuran total planet ini, suatu level yang sudah sangat lama tidak dijumpai sejak era Dinosaurus, jadi tidak beralasan untuk “takut” akan suatu kehancuran atau kiamat yang segera tiba – kita malahan sudah mulai mengalami proses evolusi spesies sekarang ini. Proses evolusi makhluk hidup selama ini diyakini disebabkan ulah dan campur tangan “manusia”, namun model mekanisme yang kita susun menunjukkan sebaliknya. Setiap kali kejadian ini berulang di masa lampau, spesies primitif menghilang dan spesies baru yang lebih “maju” evolusinya muncul secara tiba-tiba di muka bumi – dan kali ini pun juga tidak akan berbeda.
  • Nah karena kita sudah mulai masuk ke pembahasan model baru kita akan evolusi, mari kita kembali kepada masalah perilaku dari aether karena ini berhubungan erat dengan kesadaran universal dan formasi dari materi fisikal. Kami juga akan menunjukkan bukti lebih lanjut, bagaimana informasi teknis seperti ini di sembunyikan dalam simbolisme oleh mereka-mereka yang selamat dari kehancuran Atlantis. Kami juga akan menunjukkan bagaimana klopnya dan rapinya medan energi dari level dan ukuran yang berbeda ter-organisasi diseluruh kosmos mengikuti perilaku sederhana dari getaran (Vibrations):
  • Pada level tertinggi dari hirarki densitas energi, aether ini berperilaku lebih menyerupai wujud solid/padat, sama halnya dengan air yang bisa dibekukan dan dipadatkan menjadi es. Pada level densitas ini, energi merambat sangat-sangat jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya – secara teoritis dalam kecepatan instant atau spontan, yang memastikan terdapatnya kesadaran spontan (instantaneous consciousness) meliputi seluruh semesta atau dengan kata lain kesadaran semesta yang Esa, Satu atau utuh seperti halnya jika kita bayangkan semesta ini merupakan Satu “entitas”. Oleh karenanya, ilmu alam menyediakan untuk “adanya” kesadaran spontan pada semesta ini, yang secara alami kita perkirakan “harus ada” sebagai manifestasi “adanya” Sang Pencipta.
  • Sekali lagi, pusaran energi yang berbentuk spiral yang mengalir dan merambat “membentuk” semua “materi fisikal” dan “padat” dari “energi medium non-fisikal” ini. (tidak semua pusaran energi cukup kuat untuk membentuk materi yang stabil, partikel “visual” sekarang ini telah ditemukan, yang terlihat seperti partikel mikro atau nano biasa namun ternyata hilang dan muncul dari observasi secara konstan)
  • Karenanya, semua yang kita lihat dan persepsikan di jagat raya ini terbentuk dari pergerakan kompleks dari yang tidak lain hanyalah “tekanan” dan “kontra-tekanan”, dorongan dan tarikan dalam satu medium.
  • Untuk memvisualisasikan pusaran energi yang membentu materi dasar ini, kita harus membayangkan sebuah bola energi dengan dua buah pusaran energi berbentuk trompet/tornado, satu berputar turun dari kutub utara bola energi ini berujung ke pusat bulatan, sementara pusaran energi yang lain berputar naik dari kutub selatan berujung ke pusat bulatan dimana ujung dari kedua pusaran yang “kopong” atau “kosong” saling menyambung membentuk “saluran” atau lubang energi kecil, bersih melintasi bagian tengah atau inti bulatan energi ini. Seluruh bulatan energi mengalir dan berputar mengelilinginya, seperti bola pintalan benang ada cincin asap, bentuk ini secara sederhana tak lebih berupa bola dengan “lubang donat” menembus bagian tengahnya, secara teknis disebut “Spherical Torus”.
  • Para “Shaman” atau cenayang/dukun kuno, berjalan “diluar tubuh” (Out of Body Experience) dan menyaksikan struktur kubah bulat melingkupi tata surya, dengan warna biru putih transparan yang kontras dengan latar belakang hitamnya ruang luar angkasa lengkap dengan saluran energi berbentuk tabung menembus langsung melalui pusat matahari. Dari perspektif orbit bumi sepanjang bidang bundaran tengah dari bulatan energi matahari (yang merupakan pusat bola energi tatasurya), bila kita melihat kebagian kutub utara bola energi matahari, saluran energi ini terlihat seperit pilar menara yang muncul dari matahari dan membesar keluar kebagian atas atap bulatan – saluran yang sama membesar turun ke arah kutub utara bulatan energi dari matahari, akibatnya bagian utara terlihat seperti batang pohon dan cabang-cabangnya, bagian utara terlihat mirip akar pohon, itulah mengapa para cenayang menyebutnya “Pohon Dunia” (World Tree). Ini sebenarnya adalah struktur energi yang sama yang membentuk semua pohon dibumi. Ini pula salah satu cara yang dipakai tradisi kuno dari Atlantis untuk menyembunyikan pengetahuan mereka melalui simbolisme, di kemudian hari jika ada yang mampu “melihat”nya kembali mereka hanya akan merujuk pada mitos tersebut dan mempercayai bahwa memang ada “Pohon” dan tidak mengerti sains dibalik itu.
  • Simbolisme lain atau metafora dari medan energi ini yang dipakai oleh pewaris pengetahuan Atlantis adalah “Telur Orphic”, “Batu Omphalos”, yang menggambarkan telur dengan ular melingkar mengelilingi telur itu – sebuah simbol yang sangat akurat dari apa yang sebenarnya terlihat dari medan pusaran energi, dengan ular merepresentasikan “pilinan medan energi” dan telur menunjukan strutur dasar dari bola energi.
  • Setiap atom dalam realitas kita sekarang ini, terutama yang terbentuk dari kondisi alami mempunyai eksistensi paralel pada suatu derajat tertentu di densitas yang berbeda, namun nampaknya cenderung fokus pada densita level yang kita bisa “tangkap” sekarang ini.
  • Karena energi ini “berkesadaran” atau “hidup”, seorang yang sangat terlatih dan disiplin dalam mengelola penggunaan energi kehidupan ini dapat “membentuk” atau mewujudkan materi fisikal dengan hanya niat dan kesadarannya saja (proses yang sering disebut materialisasi).
  • Struktur medan energi yang sama eksis dalam semua level dan ukuran dalam semesta (dan semuanya hidup dalam bentuk tertentu) dari atom, ke mikroba, ke rumput, ke organ-organ dalam manusia, ke pohon, ke bulan, ke planet, ke bintang, ke galaksi, ke kumpulan galaksi, dan ke semesta. Di setiap level kita akan temukan pola struktur energi pembentuk materi sedang bekerja, seperti halnya pada medan aura (elektromagnetik) manusia atau medan mangnetik planet bumi, jika kita bisa memperbaiki kerusakan yang ada dalam cara berfikir dunia ilmiah modern sekarang ini.
  • Rasio yang gamblang dan harmonis seperti halnya “rasio musik dari Ray Tomes” menentukan struktur dari berbagai level dan ukuran tersebut, semesta ternyata secara ekstrim terstruktur dengan sangat rapi mengikuti prinsip dan hukum dari getaran (Vibrations).
  • Karena itu bahkan di bagian terkecil “partikel sub-atomik” citra dari seluruh ciptaan terkodekan atau tercetak didalamnya, persis seperti hologram. Ada “semesta” dalam setiap sel di tubuh kita, makro kosmos dalam mikro kosmos – terbentuk dari pola dasar yang sama dengan sang Pencipta, seperti yang “di-isyaratkan” dalam ungkapan: “barang siapa mengenal Diri-nya akan mengenal Penciptanya”.
  • Setiap densitas terpopulasi dengan berbagai bentuk kehidupan cerdas yang terus berevolusi, bergerak kian mendekat menuju ke-Esa-an yang utuh (Oneness) – dan kita, umat manusia di bumi hanya berada di level ketiga dari 7 level densitas yang ada. Oleh karenanya kita membutuhkan semua pertolongan yang dimungkinkan sekarang ini, karena kita dapat mengatakan bahwa kita telah “mengacaukan” hidup kita di level global, menyebabkan kerusakan besar diseluruh planet bumi dan secara umum kita yang merupakan bagian dari kesadaran kolektif bernama umat manusia yang hidup dengan kondisi spiritual yang “buta”.

Sejalan dengan kemunculan berbagai pertanyaan dan pemikiran dalam kepala kita, mereka akan terus bergulir dan terungkap dalam keagungan dan hakikat makna dari penciptaan semesta yang akan terus kita ungkap dalam serial tulisan ini.


...Bersambung ke bagian keempat

No comments:

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra