All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Tuesday, May 19, 2009

Redefining life based on its existence in the Hyperspace


Kehidupan seperti yang selama ini kita kenal mungkin bukanlah apa yang sebenarnya menjadi hakikat kehidupan. Definisi biologis yang selalu digunakan dalam mendefinisikan kehidupan mungkin bukanlah definisi yang sejati akan kehidupan. Para ilmuwan dalam beberapa dekade ini disibukkan untuk mendefinisikan kehidupan dari sudut pandang ilmiah. Dengan terobosan dibidang kuantum hingga munculnya konsep akan hyperspace, ruang-maha-luas yang menjadi wadah semesta fisikal kita untuk eksis didalamnya termasuk juga berbagai semesta lainnya bersama-sama, telah menguak petunjuk baru dalam proses mendefinisikan kehidupan dari kacamata ilmiah.

Menurut beberapa pemikir cemerlang yang bersedia melakukan pencariannya hingga diluar ilmu pengetahuan konvensional pada umumnya, keajaiban kehidupan mulai menampakkan diri kepada manusia. Dalam ranah terluar dari fisika kuantum yang telah mengungkapkan bahwa kehidupan tersusun tak lain dari energi, dengan kata lain setiap bentuk kehidupan adalah makhluk energi, para ilmuwan ini telah lebih jauh lagi melangkah dengan mendefinisikan ulang arti hidup dan kehidupan itu sendiri.

Hidup didefinisikan oleh mereka sebagai Modul Energi Titik Nol atau ZPEM (Zero-Point-Energy-Modules) yang mampu eksis bahkan pada suhu 0ºK (nol derajat Kelvin) atau sama dengan –273 ºC (minus 273 derajat Celcius) atau 273 derajat dibawah titik nol jika menggunakan pengukuran standar Celcius. Modul atau paket energi ini tersusun sebagian besarnya dari gelombang elektromagnetik semu dan pasangan-pasangan partikel semu yang tidak dapat dideteksi atau diukur secara langsung. Eksistensi sejati dari ZPEM adalah di hyperspace.

Modul energi, sang hidup, atau yang ilmuwan kuantum sebut sebagai ZPEM ini mempunyai “eksistensi maya” yang berfungsi sebagai interface, atau wahana penyerap dan perekam “informasi” di semesta fisikal 3-Dimensi dan semesta-semesta lainnya yang secara terus menerus melakukan pertukaran informasi dan komunikasi dengan eksistensi sejatinya di hyperspace. Karena eksistensi sejatinya adalah di hyperspace 5-Dimensi, ZPEM ini tidak akan pernah bisa terlihat atau diperangkap dalam ruang 3-Dimensi. Di semesta fisikal 3-Dimensi eksistensi ZPEM ini semu, virtual, atau maya. Di hyperspace 5-Dimensi, eksistensinya nyata, riil atau sejati.

ZPEM tidak dapat dimusnahkan di semesta manapun – bahkan di hyperspace itu sendiri. ZPEM dapat memiliki eksistensi maya, yang sekaligus merupakan wahana bagi ZPEM untuk melakukan interaksi dengan apapun yang ada di dalam semesta fisikal 3-Dimensi dan semesta-semesta lainnya serta memanifestasikan interaksinya di semesta yang bersangkutan. Tidak tertutup kemungkinan ZPEM memiliki lebih dari satu wahana di lebih dari satu semesta pada satu dimensi waktu yang sama.

Tiap ZPEM eksis dan beroperasi pada suatu tingkat energi tertentu dan mempunyai kecenderungan, karakter alamiah, untuk menaikkan level atau tingkat energinya sendiri melalui interaksinya dengan semesta fisikal 3-Dimensi ataupun semesta-semesta paralel maupun non-paralel lainnya.

Dorongan untuk “kenaikan” tingkat energi dari ZPEM berkaitan langsung dengan kemampuan untuk mencapai suatu kondisi keberadaan paripurna (ultimate state of being) dimana ZPEM mampu bukan hanya eksis pada kondisi nol derajat Kelvin seperti di hyperspace namun bahkan mampu eksis dibawah – jauh dibawah nol derajat Kelvin. Pada titik itu, ZPEM hanya akan terdiri dari putaran atau rotasi kuantum, gelombang kuantum dan radiasi titik nol.

Jika semesta fisikal dapat eksis karena “dilahirkan”, “dibesarkan”, “dipelihara” hingga akhirnya hancur secara sistematis dalam suatu siklus “daur ulang” oleh hyperspace, demikian pula dengan hyperspace yang dibentuk dan dihancurkan secara sistematis dan berdaur ulang serta mempunyai keberadaan didalam suatu semesta diam yang dinamakan oleh para ilmuwan sebagai “Semesta Dingin Besar” (Big Chill) yang "mengandung" hyperspace dalam jumlah tak terbatas didalamnya.

Jika semesta fisikal pada suatu waktu mengalami kehancuran, demikian juga dengan hyperspace yang mengandungnya, pada suatu waktu hyperspace secara sistematis juga akan mengalami kehancuran, namun tidak halnya dengan Semesta Dingin Besar, jika semesta fisikal dan hyperspace mempunya siklus daur ulang mulai dari kelahiran, pemeliharaan hingga kehancuran, Semesta Dingin Besar “diam” dalam keabadiannya yang absolut.

ZPEM tertentu secara perlahan mampu melakukan transformasi melalu interaksi dengan semesta-semesta lain hingga beberapa akhirnya mampu mencapai kondisi dimana mereka mampu eksis tidak hanya di hyperspace namun bahkan di Semesta Dingin Besar.

Semesta Dingin Besar secara absolut konstan, diam, hening, kekosongan sempurna. Disini konsep akan energi tidak eksis. ZPEM dalam bentuk paripurnanya mampu mencapai semesta ini melalui interaksi intens berulang-ulang dengan beragam keadaan dan kondisi dari semesta-semesta lain yang tak terhitung jumlahnya, dan akhirnya ZPEM yang sudah paripurna ini mampu untuk eksis secara sempurna dan menjadi "bagian" dari Semesta Diam, The flat Universe of Big Chill.

Next: The anatomy of Big Chill that contained the Hyperspace

2 comments:

Anonymous said...

Nice article...

Membuka cakrawala baru misteri kehidupan dari sisi sains. Jadi tidak sabar menanti tulisan berikutnya :)

Regards,
Akmal

Yan Rezky said...

Glad if you enjoy it...:) and thanks for the appreciation.

Jangan ketinggalan mengikuti terus blognya ya...I'll do my best to add new post every week.

kind regards,

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra