All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Tuesday, May 5, 2009

Our Physical universe is a 3-D “floating illusion” on an immense 5-D hyperspace realities..


Seperti apa kiranya semesta fisikal kita terlihat dari hyperspace atau “ruang sangat besar” dimana semesta fisikal kita “mengapung” didalamnya ?

Semesta fisikal 3-Dimensi kita merupakan ilusi 3D terapung pada realitas 5-Dimensi ruang-sangat-besar (hyperspace). Ini sama halnya dengan analogi ilusi 3-Dimensi yang mengapung di lautan maha luas realitas 5-Dimensi. Cara lain untuk membayangkan relasi ini adalah sebagai berikut : Semesta fisikal kita itu seperti sebongkah lapisan es yang mengapung dilautan luas dan semesta fisikal kita (bongkahan lapisan es) mempunyai lubang atau saluran yang mengarah ke hyperspace (lautan luas) melalui apa yang dinamakan black hole atau lubang hitam dan neutron star atau bintang neutron. Terdapat banyak semesta paralel maupun yang tidak paralel dengan semesta fisikal kita yang secara bersama-sama mengapung di dalam hyperspace.

Gravitasi dan energi elektromagnetik (EM; Electro Magnetic) tidak lain adalah hasil atau akibat adanya daya hisap dari hyperspace. Pada kenyataanya hubungan antara hyperspace dengan semesta fisikal 3-Dimensi sama dengan hubungan antara atmosfir dengan sebuah balon. Udara yang ada didalam sebuah balon akan selalu mencoba untuk terlepas, dan keluar dari dalam balon dan melebur ke dalam atmosfir melalu lubang atau saluran apapun yang dipunyai sebuah balon.

Serupa dengan analogi diatas, gravitasi dan Elektromagnetik dapat dipandang sebagai kecenderungan dari dua hal, yang satu non-polarisasi lainnya terpolarisasi untuk menghilang dan melebur ke dalam hyperspace melalui sebuah lubang atau jendela kecil antara semesta fisikal 3-Dimensi dan hyperspace.

Lubang atau jendela kecil ini terbuka oleh energi yang kita kenal dengan quantum spin atau putaran kuantum. Contoh dari jendela-jendela ini adalah lubang hitam dan bintang neutron. Hyperspace menghasilkan sebuah daya hisap terhadap partikel elementer, yang dapat dianalogikan dengan massa nya (gravitasi) atau polarisasinya (Elektromagnetik), dimana lubang hitam dan bintang neutron adalah bidang gaya yang menghubungkan semesta kita dengan hyperspace.

Sebuah lubang hitam merupakan jendela yang relatif besar menuju ke hyperspace, dimana massa (kerapatan partikel) dari sebuah lubang hitam sedemikian besarnya, sehingga struktur dari ruang-waktu “jatuh berantakan” ke dalam hyperspace, karena tidak sanggup lagi untuk mendukung keutuhan struktur semesta fisikal 3-Dimensi diakibatkan daya hisap dari lubang hitam yang luar biasa besar.

Kekuatan tarikan gravitasi yang luar biasa dari lubang hitam sekarang dapat secara mudah dipahami sebagai efek daya hisap yang kuat dari hyperspace terhadap partikel 3-Dimensi semesta kita. Kepadatan massa maha besar pada sebuah materi maha kecil yang biasanya disematkan kepada sebuah lubang hitam, dapat dipahami sebagai sebuah partikel yang telah melewati suatu batasan tertentu dan karenanya telah diserap oleh hyperspace menjadi bagian darinya.

Batasan disini adalah batasan massa, yang jika terlewati maka sebuah bintang yang meledak akan menjadi sebuah lubang hitam. Konsep akan “maha padat dan maha kecil” merupakan konsep yang berlaku relatif hanya pada semesta fisikal 3-Dimensi kita. Di hyperspace sendiri, lubang hitam kemungkinan hanyalah sebuah obyek “biasa” dengan ukuran dan kerapatan massa tertentu, dikarenakan kemampuan dari 5-Dimensi hyperspace dengan adanya tambahan 2 tingkat dimensi untuk mendukung eksistensi obyek maha besar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semesta 3-Dimensi.

Next : The anatomy of the Hyperspace - 5 Real Spatial Dimensions

No comments:

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra