All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Tuesday, February 23, 2010

Apa yang menaikkan tingkat energi sang hidup dalam perjalanan daur ulangnya di semesta fisikal?

Dalam interaksinya dengan semesta fisikal disekitarnya, proyeksi fisikal dari sang hidup (ZPEM) di semesta fisikal sedikit demi sedikit akan mengalami kenaikan tingkat energi yang artinya secara langsung juga akan menaikkan tingkat energi dari sang hidup di keberadaan sejatinya di hyperspace, pertanyaannya hal apa yang meningkatkan energi dari proyeksi sang hidup di semesta fisikal ini?

Mekanisme yang menjadi “aturan main” dalam proses tersebut sederhana saja, karena kita sudah tahu bahwa segala sesuatunya hakikatnya adalah energi dalam berbagai bentuk dan intensitasnya, maka sebenarnya semesta itu tersusun dalam suatu gradasi tingkat intensitas energi dengan bentuknya masing-masing.

Semesta fisikal merupakan ranah dengan intensitas atau tingkat energi paling rendah, dimana di tataran ini atom-atom yang merupakan manifestasi energi murni bergerak cukup lambat untuk dapat dipersepsikan sebagai suatu bentuk yang pejal atau padat yang kita sebut sebagai materi, atau dengan kata lain sesungguhnya materi yang kita kenal tidak lain adalah energi yang “beku”.

Karenanya makhluk hidup di semesta fisikal hakikatnya adalah proyeksi eksistensi dari ZPEM dalam versi yang lebih rendah tingkat energinya, tujuannya jelas agar mampu secara sempurna berinteraksi dengan lingkungan semesta fisikal disekitarnya.
Ketika kita makin melekat kepada bentuk-bentuk materialisme dari semesta fisikal atau yang sering disebut dengan mengalami kemelekatan yang sangat besar kepada hal-hal yang bersifat duniawi, maka tingkat energi kita akan makin rendah dan makin rendah berbanding lurus dengan seberapa besar derajat kemelekatan kita dengan segala sesuatu yang menjadi bagian dari rentang energi materialisme atau keduniawian.

Sebaliknya, ketika kita mampu melepaskan kemelekatan akan segala sesuatu yang bersifat fisikal atau materi, termasuk kemelekatan atau kecintaan kepada diri kita sendiri, maka secara berbanding lurus pula dengan seberapa besar derajat pelepasan diri kita dari sifat-sifat kebendaan dan menumbuhkan sifat-sifat mulia dalam diri kita, maka tingkat energi kita akan menjadi semakin tinggi.

Menariknya apa yang terungkap diranah fisika kuantum ternyata mempunyai kesesuaian dengan apa yang diajarkan di ranah spiritual, bahwa ketika manusia terlena dan terseret oleh daya tarik dunia maka ia akan jatuh derajatnya menjadi seperti penghuni dunia lainnya yaitu binatang, bahkan lebih rendah lagi, dan ketika manusia mampu melepaskan diri dari daya tarik dunia, maka ia akan seperti burung yang terlepas beban dari punggungnya, ia akan mampu terbang tinggi hingga menembus langit, derajatnya akan naik ke tingkat yang mulia dan berkumpul dengan para penghuni langit, bahkan lebih mulia lagi.

Tentu saja keseluruhan proses ini tidak semudah yang terlihat karena hasil proyeksi sang hidup (ZPEM) di semesta fisikal tidak mengingat apapun dari masa lalunya, dan harus menghadapi kompleksnya kehidupan dunia yang bergerak sangat cepat dan dinamis, dengan kondisi itulah proyeksi sang hidup diuji seberapa jauh ia dapat melepaskan diri dari jeratan kebendaan, dimana dari interaksi itulah nantinya ZPEM akan mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk dapat menembus tingkat energi dari semesta dingin besar.


No comments:

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra