All things are One. There is no polarity, no right or wrong, no disharmony, but only identity.
All is One, and that one is love/light, light/love, The One Infinite Creator...


~Ra, humble messenger of the Law of One~

Friday, January 30, 2009

Menelusuri Kisah Adam dan Tulang Rusuknya, Hawa.


Salah satu kisah paling tua yang pernah dikenal oleh peradaban manusia sampai sekarang ini adalah kisah tentang penciptaan manusia (pria) pertama yang disebutkan bernama Adam dan manusia (wanita) pertama yang disebutkan bernama Hawa, yang disebutkan juga diciptakan dari tulang rusuk Adam sendiri.


Kisah itu sendiri berakar dari informasi yang diabadikan pada kitab-kitab suci agama-agama Ibrahim (Yudaisme, Kristiani, dan Islam) yang merupakan sumber ajaran dengan muara pada satu garis keturunan yang sama secara genetis, dan dengan seiring perkembangan agama-agama tersebut menjadi agama dengan pemeluknya yang terbesar di dunia, kisah adam dan hawa itu sendiri makin mendunia karena masing-masing agama terus mengulang kisah tersebut dalam kitab-kitabnya masing-masing.

Secara Kronologis sumber ajaran yang dianggap sebagai saudara “tua” dari agama-agama Ibrahim adalah Yudaisme, dengan kitab yang dianggap paling tua yang dikenal manusia, yaitu Genesis, disitulah kita akan memulai pencarian kita, tepatnya di bab ke-enam, dimana kita akan menemukan paparan sebagai berikut :

“The sons of God saw the daughters of man, and that they were good; and they took them for wives, all of which they chose...” (Anak-Anak lelaki Tuhan melihat anak perempuan manusia, dan bahwa anak-anak perempuan manusia itu indah; dan mereka mengambil anak-anak perempuan itu sebagai istri, semua dari yang mereka pilih...)

The Nefilim were upon the earth in those days, and thereafter also, when the sons of the gods cohabited with the daughters of Adam, and they bore children unto them. They were the might ones of eternity - the people of the shem” (Nefilim pada masa itu hidup dibumi dan masa sesudahnya juga, ketika anak-anak lelaki Tuhan hidup bersama dengan anak-anak perempuan dari Adam, dan mereka memperoleh keturunan sesudahnya. Para Nefilim itulah makhluk yang perkasa dari keabadian – makhluk dari Shem).

Jika kita memeriksa Injil modern sekarang ini kita akan menemukan bahwa paparan asli dari kitab Genesis itu telah direduksi menjadi hanya..”There were giants upon the Earth” (Tersebutlah raksasa-raksasa di muka bumi) sedangkan beberapa terjemahan lain tetap mencantumkan istilah “Nefilim” pada terjemahan yang mereka buat.

Istilah (N.F.L) yang berakar dari kata di bahasa Yahudi dalam kata Nefilim secara literatur berarti “Yang dikirim turun kesini” namun untuk mendapatkan informasi lebih detil tentang Nefilim dan asal mula keberadaan mereka kita harus kembali lebih kebelakang lagi dari kitab Genesis, ke masa yang kita semua kemungkinan besar tidak pernah mendengar atau membacanya di sekolah ataupun dimanapun juga.

Kebenaran tentang Nefilim sudah terungkap dalam beberapa tahun terakhir, walau belum menjadi pengetahuan umum. Diawal abad ini para arkeolog membongkar dan menggali tumbukan puing dan reruntuhan disebuat lokasi yang disebut dengan Nippur dimasa kuno dulu, lokasi yang sekarang berada di wilayah Irak. Ketika mereka menggali lebih dalam lagi, mencari batu-batu artifak, mereka menemukan sejumlah besar kepingan tanah liat yang terlihat seperti pecahan tembikar dengan hiasan dan design yang terdiri dari garis-garis lurus pendek.

Seperti halnya penemuan Rosetta Stone yang mengandung tulisan hieroglyphs Mesir dan Yunani Kuno, pecahan tembikar di Nippur menggoncangkan dunia arkeologi karena mengandung tulisan Mesopotamia kuno, ketika itulah para arkeolog menyadari bahwa pecahan tembikar di Nippur bukanlah berasal dari sekedar hiasan tanah liat, tapi merupakan bagian dari sebuah perpustakaan besar yang ditulis diatas lempengan tanah liat dalam bahasa yang paling kuno yang pernah dikenal manusia.

Menterjemahkan tulisan yang terlihat seperti garis-garis aneh memang tidak mudah, tapi ketekunan para arkeolog pada akhirnya membuahkan hasil dan mereka mendapatkan kejutan besar mereka yang kedua. Lempengan tanah liat yang disebut “cuneifom” dalam bahasa kuno Mesopotamia ini, menceritakan bahwa perpustakaan tersebut sangat tua dan merupakan koleksi dari raja Mesopotamia, Ashurbanipal yang hidup sekitar 3000 tahun yang lalu. Dalam salah satu lempengan tersebut Ashurbanipal mengatakan bahwa ia dapat membaca beberapa tulisan yang dianggap “kuno” pada masa ia hidup, termasuk tulisan-tulisan sebelum datangnya air bah atau banjir besar di dunia. Jika kita terkejut mendengar kesamaan kisah tersebut dengan kisah dalam injil dan Genesis, mari kita lihat apalagi informasi yang terungkap oleh guratan-guratan pada lempengan tanah liat raja Ashurbanipal, 3000 tahun yang lalu.

Raja Ashurbanipal mengumpulkan dan menterjemahkan berbagai literatur “sangat kuno” dengan upayanya sendiri. Seberapa jauh kebelakang kita harus menembus waktu untuk sebuah masa yang disebut “sangat kuno” oleh seorang raja yang hidup 3000 tahun yang lalu? Perkiraan yang paling konservatif menyebutkan masa sekitar 10.000 tahun yang lalu, karena literatur tersebut terlihat dibuat dalam untaian kalimat berirama untuk memudahkannya diingat, dapat dikatakan perpustakaan raja Ashurbanipal tersebut mengungkapkan sudut pandang unik akan sejarah manusia. Namun perpustakaan tersebut punya banyak kejutan bagi kita.

Selama ribuan tahun, mungkin sekitar 5000 tahun yang lalu, ada kepercayaan yang dominan dan dipegang erat, sesuatu yang mirip dengan yang kita kenal sebagai “Agama” sekarang ini. Di masa kuno tersebut agama dan kebudayaan tak bisa dipisahkan, identik. Pemimpin dan penguasa manusia ketika itu adalah mereka-mereka yang digambarkan mempunyai kedekatan dan interaksi dengan para Dewa, yang secara kolektif disebut Annunaki.

Kosa kata bahasa kuno Mesopotamia dan artinya yang terus bertambah seiring dengan penterjemahan tumpukan besar lempengan-lempengan di Nippur memberikan kita petunjuk akan sesuatu yang luar biasa. Ternyata para Dewa “kuno” ini mengambil sebutan mereka dari kata “Annu” yang mempunya arti mirip dengan Surga, dan “Ki” yang artinya mirip dengan “bumi”, jadi secara literatur Annunaki berarti “Mereka yang datang dari Surga ke Bumi”.

Sejumlah besar puisi, cerita dan catatan sejarah yang diabadikan diatas lempengan Nippur menceritakan kepada kita sejarah yang sangat jelas, tanpa simbolisme dan metafor yang sering ditemukan di karya tulis kuno. Tapi, anehnya proses penterjemahan lempengan Nippur dilakukan dengan sangat “low profile” dan tertutup. Bahkan sekarang ini, jika kita menyebut “kebudayaan kuno” selalu Mesir dan bukan Mesopotamia kuno yang mendapatkan rujukan. Kekayaan detil dan kisah yang bertalian secara selaras dan tidak bertentangan yang terungkap dari lempengan di Nippur tidak diragukan lagi adalah penemuan arkeologi paling penting yang pernah ada, namun tetap saja hal ini berhasil dikubur dan disembunyikan dari pengetahuan publik. Kenapa?

Inilah yang tidak pernah diberitahukan kepada publik. Sekumpulan lempengan dengan sebuah informasi tertentu yang disebut Enumma Elish, dari perpustakaan kuno di Nippur menggambarkan formasi dari tata surya kita, di masa yang sangat berbeda dengan hari ini tentu saja. Dalam sistem tata surya yang diabadikan dalam lempengan tersebut terdapat bumi kita (yang disebut dengan Tiamut), juga bulan, dan planet-planet tetangga kita. Dalam lempengan itu juga dikatakan bahwa sebuah planet yang bergerak liar melintas ke dalam tata surya, dan mengacaukan medan gravitasi dan mengakibatkan salah satu planet dalam tata surya itu hancur berkeping-keping membentuk sabuk asteroid, dan planet “pendatang” itu terlempar keluar dan membentuk lintasan elips terhadap matahari dengan lama orbit mengelilingi matahari sekitar 3600 tahun sekali.

Korelasi Enumma Elish dengan sebuah dokumen lain yang disebut Atra Hasis, mengungkapkan sebuah informasi yang paling mengejutkan. Teks dalam Atra Hasis mengungkapkan bahwa Annunaki berasal dari planet pendatang di tata surya kita tersebut, planet yang sekarang mengorbit matahari dengan lintasan berbentuk elips setiap 3600 tahun sekali, planet yang disebut dengan nama Nibiru.

Planet Nibiru digambarkan mengalami semacam kondisi penurunan kondisi atmosfir planet dan kemudian mengirimkan sebuah tim ekplorasi ke bumi untuk mencari mineral tertentu, logam lebih tepatnya yaitu emas. Logam tersebut di tambang oleh sebuah ras yang disebut “Igigi” yang merupakan bentuk primitif dari ras Annunaki tersebut. Dalam Atra Hasis, Igigi dikatakan mengeluh kepada Annunaki atas kesulitan dan kelelahan yang mereka alami dalam menjalankan tugas penambangan yang sangat menuntut kerja fisikal.

When the gods instead of man (Ketika para Dewa dan bukannya manusia)
Did the work, bore the loads, (melakukan pekerjaan, menanggung beban)
The gods' load was too great, (beban para Dewa terlalu besar)
The work too hard, the trouble too much, (pekerjaan itu terlalu berat, kesulitannya terlalu banyak)
The great Anunnaki made the Igigi (Annunaki yang perkasa menciptakan Igigi)
Carry the workload sevenfold. (Meneruskan beban pekerjaan tujuh kali lipat)

Ketika para Igigi meminta pembebasan atau keringanan atas tugas yang diberikan pada mereka kepada pemimpin dari tim eksplorasi yang datang ke bumi, yaitu An (figur seorang ayah dan pemimpin tertinggi) maka An mengadakan rapat khusus dengan kedua anaknya yaitu Enki dan Enlil. Dalam teks Atra Hasis disebutkan bahwa saat itu terjadi ketegangan dan nampaknya pemberontakan oleh Igigi sangat mungkin bisa terjadi, namun Enki mempunya usul yang brilian.

Why are we blaming them? (Mengapa kita menyalahkan mereka, Igigi?)
Their work was too hard, their trouble was too much. (Pekerjaan mereka sangat berat, kesulitan mereka sangat banyak)
Every day the earth resounded. (Setiap hari bumi menjerit)
The warning signal was loud enough, we kept hearing them.(Tanda peringatan cukup keras, kita terus mendengarnya)
There is [.-pieces missing- ] (Ada sesuatu...-bagian tembikar hilang-)
Ninhursag the womb-goddess is present (Ninhursag, sang dewi-rahim ada disini)
Let her create a mortal man (Biarkan ia menciptakan makhluk yang tak-abadi, seorang manusia)
So that he may bear the yoke (Sehingga manusia itu dapat membawa bajak)
So that he may bear the yoke, the work of Enlil, (sehingga manusia itu dapat membawa bajak, pekerjaan Enlil)
Let man bear the load of the gods! (Biarkan manusia yang membawa beban dari para Dewa)
[.-pieces missing-.] (bagian tembikar hilang)
Belet-ili the womb-goddess is present, (Belet-ili dewi-rahim ada disini)
Let the womb-goddess create offspring, (Biarkan dewi rahim menciptakan keturunan)
And let man bear the load of the gods!" (Dan biarkan manusia menanggung beban dari para Dewa)

Kisah dalam Atra Hasis berlanjut dengan Annunaki bergender wanita, Ninhursag menciptakan spesies peranakan silang dengan “merekayasa” genetik dari Annunaki dengan “binatang buas” bumi, yang tak lain sebenarnya adalah “manusia primitif” atau yg kita kenal sekarang ini dengan istilah homo erectus.

Annunaki kemudian memiliki pekerja yang secara intelektual mampu mengerjakan pekerjaan kasar menambang mineral dan logam bagi Annunaki. Dengan segera prototipe manusia ini ( yang disebut A-dam berarti sesuatu seperti “duplikasi” ditambah “manusia”) dimodifikasi terus untuk menyesuaikan dengan tugas-tugas tertentu yang akan diembankan kepadanya, termasuk didalamnya versi “manusia” dengan spesifikasi yang berbeda dengan ukuran yang lebih kecil dan fitur dan kemampuan yang lebih “lembut” dan “halus” yang kemudian digunakan oleh Annunaki sebagai pembantu rumah.

Teks Atra Hasis menjelaskan lebih lanjut bahwa, versi manusia yang “halus” dan “lembut” (sangat mungkin diperoleh dengan menyilangkan genetik wanita Annunaki dengan genetik manuasia primitif bergender wanita) itulah yang mendekati dan menyerupai ras Annunaki itu sendiri, tak heran para Annunaki kemudian “tertarik” dan mengambil mereka menjadi istri. Dan para Annunaki itulah, yang disebut dengan “Raksasa di muka bumi” seperti yang diabadikan dalam kitab Genesis.

Kitab Genesis lebih lanjut lagi memberikan petunjuk tentang epos awal ini. Ninhursag, yang menciptakan “manusia berkecerdasan” dirayakan dan diagungkan oleh Annunaki, ia diberikan gelar “Nin-Ti” or Lady of Life (Ibu Kehidupan), dan karena bahasa Yahudi kuno memiliki arti berganda untuk kata “Ti”, yang berati “Rusuk” sekaligus juga “Kehidupan”, akibatnya kisah penciptaan Hawa, versi wanita dari “manusia berkecerdasan” pertama, menghasilkan kisah yang berbeda dari naskah “asli” nya, yaitu bahwa wanita pertama diciptakan dari tulang rusuk Adam, dan kisah itu tetap diulang dalam kitab-kitab selanjutnya setelah Genesis sampai ke masa modern sekarang ini.

No comments:

 

Copyright 2016 Wanderers Home

Created By Yan Rezky | Designed By Zalfy Putra